Kelompok yang Diikuti Zakiah Haramkan Sistem Demokrasi, Pakar: Dianggap Kafir dan Boleh Diperangi

- 1 April 2021, 20:20 WIB
Pelaku penyerangan Mabes Polri Zakiah Aini.
Pelaku penyerangan Mabes Polri Zakiah Aini. /Fauzi Lamboka/Kolase foto dari ANTARA dan Instagram @zakiah_aini

PR BEKASI - Pakar terorisme Universitas Indonesia, Ridlwan Habib menyebut bahwa kelompok yang diikuti Zakiah Aini pelaku penyerangan Mabes Polri Jakarta, mengharamkan sistem demokrasi.

Ridlwan mengatakan, sistem demokrasi dianggap kelompok Zakiah sebagai kafir yang boleh diperangi.

"Itu dianggap sebagai kafir yang boleh diperangi, termasuk sistem demokrasi dan turunannya itu diharamkan oleh kelompok ini," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube tvOne, Kamis, 1 April 2021.

"Turunan demokrasi kan banyak, ada perbankan, pemilu, dan lain sebagainya," sambung pakar terorisme itu.

Baca Juga: Media Rusia Koreksi Penggunaan kata ‘Di-‘, Admin Twitter TVRI Akui Kesalahan dan Minta Maaf

Baca Juga: Usai Aksi Bom Bunuh Diri di Makassar, Polisi Berhasil Amankan 32 Terduga Teroris dari Sejumlah Daerah

Baca Juga: Blak-blakan Soal Temannya yang Terpapar Radikalisme, Dedek Uki: Doktrin Lebih Berbahaya daripada Senjata Api

Berdasarkan hasil dari pengamatan Ridlwan selama ini, doktrin dari kelompok-kelompok pro ISIS ini memang memiliki pola yang sama.

"Pertama adalah mereka meyakini bahwa mati dalam proses melakukan penyerangan terhadap thaghut maupun terhadap kantor polisi, terhadap gereja, itu adalah mati mulia atau mati syahid menurut mereka," ujarnya.

Ganjarannya, tegas Ridlwan adalah bisa membawa anggota keluarganya masuk ke surga.

Menurutnya hal tersebut sama seperti yang ditulis pelaku bom bunuh diri Makassar, yakni Lukman dan Zakiah dalam surat wasiatnya.

Baca Juga: Dua Pelaku Teror Masih Muda, Ridwan Kamil: Ayah, Ibu, Mari Tingkatkan Perhatian terhadap Kegiatan Keluarga

Kemudian, Ridlwan menjelaskan bahwa mereka ini hanya meyakini sistem ISIS yang benar.

"Sistem ISIS yakni satu pemerintahan tunggal, namanya khilafah Abu Ibrahim Al-Hasyimi, daulah Islamiyah yang harus ditaati dan dibaiati oleh mereka," ucapnya.

Maka dari itu, sambung Ridlwan, siapapun yang tidak berbaiat dengan sistem ISIS yang dianut mereka akan dianggap sebagai kafir.

Dirinya pun mengaku heran dengan isu-isu yang ramai diperbincangkan terkait dua wasiat dari Lukman dan Zakiah yang terlihat identik dan disebut buatan.

Baca Juga: Pengamat Terorisme: Harusnya Polisi Bisa Lumpuhkan Terduga Teroris di Mabes Polri dan Bawa ke Pengadilan

"Makannya kemudian saya heran kalau di Twitter misalnya sedang ramai ada akun portal Islam yang mengatakan bahwa surat wasiatnya kok mirip, jangan-jangan mereka zoom meeting dulu atau webinar dulu," tuturnya.

Menurutnya spekulasi-spekulasi tak berdasar tersebut lah yang disukai oleh kelompok-kelompok teroris tersebut.

"Ini saya kira terlalu jauh spekulasinya dan justru yang seperti ini membuat kelompok teroris ini suka," ujarnya.

Suka karena masyarakat, sambung Ridlwan, menjadi tidak percaya bahwa terorisme benar-benar ada.

Baca Juga: Jawab Kabar Cerai dengan Dennis Lyla karena Orang Ketiga, Thalita Latief: Males Ngomongin Itu, Sakit

Sehingga jika masyarakat sudah tidak percaya dengan pemerintah, Ridlwan yakin, mereka-mereka yang membawa ajaran sesat tersebut akan dengan sangat mudah merekrut orang-orang baru lagi.

Ridlwan pun mengingatkan kepada seluruh orang tua di Indonesia bahwa rentetan kejadian teroris ini juga bisa berpengaruh kepada anak-anak mereka.

"Ini alarm tanda bahaya kepada ayah dan ibu di rumah, untuk segera melakukan checking terhadap gadget anak-anaknya, cek laptopnya buka apa dia, jangan-jangan dia buka tentang video ISIS, check HPnya dia komunikasi dengan siapa," ucapnya.

"Siapa teman-teman pergaulannya, belajar di mana saat dia di luar sekolah," tutup Ridlwan.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah