BMKG Bantah Petir Sebabkan Kebakaran Kilang Minyak Balongan, Pakar: Petir Tropis Bisa Buat Tangki Berlubang

- 2 April 2021, 17:29 WIB
BMKG bantah petir sebabkan kebakaran kilang minyak milik Pertamina di Balongan, Pakar menyebut petir tropis bisa buat tangki berlubang.
BMKG bantah petir sebabkan kebakaran kilang minyak milik Pertamina di Balongan, Pakar menyebut petir tropis bisa buat tangki berlubang. /Pixabay/ronomore

PR BEKASI – Kilang minyak milik PT Pertamina (Persero) di Balongan, Indramayu, Jawa Barat (Jabar) tengah menjadi perhatian.

Pasalnya pada beberapa waktu lalu di kilang minyak Pertamina Balongan terjadi peristiwa kebakaran yang dahsyat.

Ratusan warga dan pekerja pun langsung dievakuasi oleh tim gabungan untuk diungsikan.

Baca Juga: Mendikbud Buka Kembali Sekolah, Puan Maharani Minta Pemerintah Utamakan Keselamatan Siswa

Baca Juga: Metal Detector Mabes Polri Disebut Alami Malfungsi saat Zakiah Aini Lakukan Penyerangan

Baca Juga: [SEDANG BERLANGSUNG] Laga Persita vs Bali United, Ilija Spasojevis Manfaatkan Skema Bola Mati

Namun, hingga saat ini penyebab kebakaran kilang minyak tersebut masih menjadi sorotan.

Selanjutnya, Kepala Pusat Penelitian Petir (LRC), Profesor Reynaldo Zoro menyebut ada kemungkinan petir menjadi penyebab kebakaran kilang minyak Balongan.

Kilang minyak Pertamina di Balongan, Indramayu, Jawa Barat, terbakar pada Senin, 29 Maret 2021 pukul 00.45 WIB.

Insiden kebakaran kilang minyak Balongan tersebut pun mengakibatkan kerugian mencapai 400.000 barel.

Baca Juga: Puluhan Orang Dilaporkan Tewas dalam Kecelakaan Kereta Paling Mematikan di Taiwan

Baca Juga: Tidak Ada Tempat untuk Komunis, Musni Umar: Walaupun Indonesia Bukan Negara Islam, Tapi Bukan Negara Sekuler

Dugaan awal, pihak Pertamina menyebut kebakaran terjadi setelah adanya petir yang menyambar di salah satu tangki.

Pakar dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB tersebut pun mengatakan bahwa petir memungkinkan menjadi penyebab terbakarnya tangki Kilang Balongan.

Terlebih, Reynaldo Zoro mengungkapkan bahwa petir tropis memang memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan petir subtropis.

Dia menjelaskan bahwa petir tropis memiliki sambaran tinggi, amplitudo besar, gelombang sangat curam, impulse force yang bisa menghancurkan, dan muatan arus petir jauh lebih besar.

Baca Juga: Dorong Gernas BBI Lewat #UMKMJabarPaten, Ridwan Kamil: Kita Ini Negeri UMKM, Bukan Konglomerasi

Baca Juga: Ikatan Cinta Malam Ini: Andin dan Aldebaran Dapat Bukti Baru dari Daniel, Elsa Semakn Tersudutkan

“Sebenarnya tangki-tangki Pertamina memenuhi standar pengamanan. Hanya saja, karena petir tropis memang sangat kuat, bisa membuat tangki berlubang,” kata Reynaldo Zoro, Jumat 2 April 2021, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

Dia menambahkan, tangki yang berlubang memungkinkan untuk terbakar, karena tiga komponen penyebab kebakaran adalah spark yang berasal dari petir, bahan bakar, dan oksigen.

Awalnya, tidak ada oksigen di dalam tangki. Namun ketika tangki berlubang, maka ada ruang untuk oksigen, sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul, "Meski Dibantah BMKG, Pakar Yakin Petir Bisa Jadi Penyebab Kebakaran Kilang Balongan Indramayu".

Selain itu, Reynaldo Zoro menyebut bahwa secara historis banyak kebakaran tangki kilang yang disebabkan oleh sambaran petir, salah satunya peristiwa kebakaran kilang di Malaysia.

“Saking banyaknya, sampai pernah dibukukan. Dalam buku tersebut, dijelaskan mengenai tangki kilang yang pernah terbakar akibat petir, termasuk di Kilang Malaysia,” katanya.

Reynaldo Zoro juga menilai bahwa pernyataan BMKG soal tidak terjadi petir di daerah sekitar Balongan pada saat kebakaran masih terlalu dini.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Polisi Langsung Tembak Mati Zakiah Aini Bukannya Melumpuhkan Terlebih Dahulu

Baca Juga: SBY akan Digugat Rp99 Trilliun oleh Kubu KLB Deli Serdang, Yan Harahap: Perlu Cek Kesehatan Ini Orang

Baca Juga: Ajak Warga Jabar Ikut Lawah Benih Terorisme, Ridwan Kamil Minta Sapa Warga dan Siskamling Ditingkatkan

Menurutnya, lightning detector milik BMKG kurang akurat untuk melakukan evaluasi detail, karena lebih banyak ke arah cuaca.

Reynaldo Zoro pun menuturkan terdapat dua hal penting untuk melakukan evaluasi mengenai lightning detection system, yakni local accuration dan detection efficiency.

“Kalau mau evaluasi, kita harus menggunakan data yang baik, dan alat yang canggih. Kalau peralatan BMKG itu agak berbeda,” ujarnya.

Reynaldo Zoro mengungkapkan bahwa berdasarkan data satelit Himawari yang dikenal sangat akurat, menyatakan bahwa terjadi pergerakan badai petir di sekitar Balongan, Indramayu, pada pukul 00.00 sampai 3.00 WIB.

“Bahkan, menurut pengamat Himawari, (petir terjadi) dari sore sampai pukul 5.00 pagi, dan konsentrasi petir tertinggi justru berada pada waktu yang diklaim BMKG,” ucapnya.

Sedangkan hasil monitoring lightning detector BMKG, kerapatan petir sekitar pukul 00.00 sampai 2.00 WIB, justru berkumpul pada bagian barat kilang minyak Balongan atau kurang lebih sejauh 77 kilometer dari lokasi kejadian.*** (Eka Alisa Putri/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Pikiran Rakyat


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x