PR BEKASI - Eks kader Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyentil tokoh intelektual Islam, Emha Ainun Nadjib, atau yang dikenal dengan Cak Nun.
Ferdinand Hutahaean menyatakan kegusarannya saat melihat berita yang menyebut Cak Nun menyindir Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Dikatakan bahwa Cak Nun menyebut Megawati Soekarnoputri tidak mempunyai ilmu karena tak sekolah.
Ferdinand yang merasa gusar pun mengatakan kalau secara fakta orang yang tak sekolah itu lebih sukses.
"Faktanya orang tak sekolah itu lebih sukses dari hidupmu Nun!" katanya.
Bahkan dinyatakan juga Megawati lebih kuat, dan berkuasa dibandingkan dengan tokoh yang juga dikenal dengan sapaan Mbah Nun ini.
"Dia lebih kuat, lebih berkuasa dan lebih segalanya darimu," tuturnya.
Baca Juga: Semprot Cak Nun yang Sebut Megawati Tak Sekolah, Ferdinand: Dia Lebih Berkuasa Darimu!
Tak hanya itu, menurutnya membandingkan hidup Mbah Nun dengan hidup Megawati dianggapnya sesuatu yang tak pantas.
Dengan keras Ferdinand Hutahaean mengatakan perbandingan itu tak sepadan dan tak layak.
"Membandingkan hidupmu dengan hidup orang yang kau rendahkan itu tak pantas, kau tak sepadan dan tak layak dibandingkan," sambungnya.
"Soal iman? Belum tentu kau lebih beriman!" sambung Ferdinand, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @FerdinandHaean3 pada Sabtu, 29 Mei 2021.
Namun, benarkah Mbah Nun menyatakan sindiran seperti itu pada Megawati.
Setelah ditelusuri, berita tersebut mengambil dari ceramah lama dari Cak Nun yang beredar di YouTube dan tengah membahas perihal kenegaraan di Indonesia.
Disampaikan penulis buku 'Slilit Sang Kiai' itu bahwa banyak pejabat ataupun elit dari Partai Politik yang lebih mementingkan kelangsungan partai.
Baca Juga: Penunjukkan Abdee Slank Jadi Komisaris Telkom Diributkan Banyak Pihak, Begini Kata Arie Kriting
Jika dibandingkan kepentingan dari masyarakat umum secara luas.
Sementara dia menilai, dalam bernegara tentu yang diperlukan adalah banyak memperbincangkan kelangsungan bangsa dan kemaslahatan dari semua masyarakat.
Karena itu, dikatakannya kalau bendera partai tak perlu banyak-banyak, hingga membuat bendera Indonesia dihilangkan.
Baca Juga: RS Pirngadi Medan Bantah Tabung Oksigen Kosong Penyebab Pasien Meninggal, Ancam Lapor Polisi
Lebih lanjut, disampaikan hal yang sama terjadi di PDIP, dan diungkit masalah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hanya petugas partai walau statusnya sebagai pemimpin negara.
Dinilainya, kekuasaan penuh pada negara pun tak dapat dilakukan oleh Jokowi.
"Sampai hari ini, Megawati mengatakan Jokowi tetap petugas partai. Jadi Indonesia itu bagian dari PDIP, bukan PDIP bagian dari Indonesia," ucapnya.
"Salah atau benar? Salah, tetapi jangan salahkan Mega, karena dia nggak ngerti," sambung Cak Nun.***