Pemilu 2024 Diusulkan Jadi 24 Februari, Ketua KPU: Kami Khawatir Ada Perselisihan

- 31 Mei 2021, 08:50 WIB
Tangkapan Layar Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Ilham Saputra memberi paparan pada diskusi virtual bertajuk “Menakar Kesiapan Penyelenggaraan Pemilu 2024” sebagaimana diakses dari kanal Youtube Perludem di Jakarta pada Minggu, 30 Mei 2021.
Tangkapan Layar Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Ilham Saputra memberi paparan pada diskusi virtual bertajuk “Menakar Kesiapan Penyelenggaraan Pemilu 2024” sebagaimana diakses dari kanal Youtube Perludem di Jakarta pada Minggu, 30 Mei 2021. /ANTARA/Genta Tenri Mawangi.

PR BEKASI - Ketua KPU RI Ilham Saputra menyatakan pihaknya telah mengusulkan ke pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) agar pemilihan umum (Pemilu) pada 2024 digelar lebih cepat dari 21 April, yakni menjadi 21 Februari.

Hal itu disampaikan Ilham Saputra saat memberi paparan pada acara diskusi virtual yang diikuti di Jakarta pada Minggu, 31 Mei 2021.

“Kami menginginkan agar penyelenggaraan Pemilu ini dipercepat, untuk menghindari kekosongan untuk pencalonan Pilkada (pemilihan kepala daerah, Red),” kata ilham dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: Dijagokan dalam Pemilu 2024 bersama Susi Pudjiastuti oleh Warganet, Rizal Ramli: Kita Perbaiki Indonesia

Ilham, pada kegiatan diskusi yang digelar oleh Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), menerangkan pihaknya telah melakukan simulasi untuk mempercepat hari pemungutan suara pada Pemilu 2024.

“Jika nanti kami laksanakan tetap bulan April, kami khawatir ada perselisihan hasil pemilu, maka terkendala jika ada putusan MK (Mahkamah Konstitusi, Red) yang meminta PSU (pemungutan suara ulang, Red), atau penghitungan suara ulang, yang akan memakan waktu,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, KPU juga mengusulkan ke pemerintah dan DPR RI agar Pilkada turut digelar pada 20 November 2024.

Baca Juga: Ngabalin Khawatir Amien Rais Wafat Sebelum Pemilu 2024, Warganet: Nggak Punya Adab

Walaupun demikian, Ilham mengatakan dua tanggal itu masih bersifat usulan dan belum dibahas atau disetujui oleh pemerintah serta DPR RI.

Perubahan tanggal itu, menurut Ilham, harus dibicarakan lebih lanjut dan KPU akan menerima masukan dari seluruh pihak, terang Ilham.

“Berbeda dengan 2024, menurut kami, (Pemilu 2024, Red) memerlukan energi dan biaya yang signifikan serta perhatian dari berbagai penyelenggara Pemilu,” ujarnya.

Baca Juga: Terpilih Jadi Petugas TPS pada Pemilu Madrid, Marcelo Terancam Absen di Kandang Chelsea

Terkait itu, Ilham menyampaikan pihaknya telah menyampaikan usulan itu ke anggota dewan saat rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR RI minggu ini.

Pihak DPR pun telah membentuk tim yang bertugas mempelajari usulan KPU, yang salah satunya terkait upaya memajukan tanggal Pemilu 2024, kata Ilham menambahkan.

Disisi lain Khoirunnisa Nur Agustyati selaku Direktur Eksekutif Perludem meminta dalam kegiatan diskusi tersebut, KPU melakukan simulasi Pemilu dan Pilkada yang nantinya akan digelar pada 2024 secara riil dan transparan.

Baca Juga: Dihantam Badai Covid-19, PM India Malah Minta Warganya Tetap 'Nyoblos' di Pemilu

Simulasi secara riil dibutuhkan agar ada perbaikan tata kelola terutama dalam mengantisipasi berbagai risiko yang mungkin terjadi saat Pemilu dan Pilkada 2024.

Berkaca pada Pemilu 2019, lebih dari 500 anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) meninggal dunia akibat kelelahan saat bertugas.

“Hasil kajian lintas disiplin Universitas Gadjah Mada menunjukkan petugas (KPPS, Red) meninggal dunia, karena manajemen risiko tidak ada. Misalnya, ketika petugas ingin bertanya ada masalah di TPS (tempat pemungutan suara, Red) kepada siapa. Itu juga harus dipersiapkan,” ujar Khoirunnisa menegaskan.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x