Erick Thohir Sebut PLN Wajib Disehatkan karena Telah Berutang Rp500 Triliun, Prabowo: Serius Saya Kaget!

- 4 Juni 2021, 19:25 WIB
Ketua Tim Pelaksana KKIP, Johanes Suryo Prabowo mengaku kaget saat Menteri BUMN Erick Thohir sebut utang PLN sebesar Rp500 triliun.
Ketua Tim Pelaksana KKIP, Johanes Suryo Prabowo mengaku kaget saat Menteri BUMN Erick Thohir sebut utang PLN sebesar Rp500 triliun. /Instagram/suryoprabowo2011

 

PR BEKASI - Kabar kurang mengenakan datang dari salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ternama di Tanah Air, yakni PT PLN (Persero).

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa pihaknya sedang berusaha untuk menyehatkan kondisi keuangan PLN karena saat ini BUMN kelistrikan tersebut memiliki utang hingga Rp500 triliun.

Maka dari itu, langkah yang diambil Erick Thohir adalah dengan meminta PLN untuk memangkas belanja modal (capital expenditure/capex) hingga 50 persen.

"PLN itu utangnya Rp500 triliun, tidak ada jalan kalau tidak segera disehatkan. Salah satunya, itu kenapa sejak awal kami meminta capex PLN ditekan sampai 50 persen," kata Erick Thohir dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis, 3 Juni 2021.

Baca Juga: Abdee Slank Diangkat Jadi Komisaris Telkom, Rocky Gerung: Komisaris Sekaligus Tim Sukses Erick Thohir

Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), Johanes Suryo Prabowo mengaku kaget dengan utang PLN yang sudah menyentuh angka Rp500 triliun tersebut.

"Serius, saya kaget!," kata Prabowo sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter miliknya, @JSuryoP1, Jumat, 4 Juni 2021.

Sebagai informasi, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo telah mengungkapkan jumlah utang perusahaan pelat merah mencapai Rp1.682 triliun pada periode Januari-September 2020.

Jumlahnya melesat dari tahun-tahun sebelumnya, yakni Rp1.251.7 triliun pada 2018 dan Rp1.393 triliun pada 2019.

Baca Juga: Erick Thohir Bersama Mendag Lutfi Kedapatan Sambangi PP Muhammadiyah, Bahas Kemungkinan Kerjasama Baru?

Dia mengatakan penyebab tingginya utang BUMN karena penugasan pembangunan infrastruktur. Selain itu, juga dikarenakan tekanan pandemi virus corona atau covid-19.

"Covid-19 memang secara signifikan mempengaruhi seluruh perusahaan tak kecuali BUMN, pertumbuhan utang BUMN selama 5 tahun terakhir," ujarnya.

Pandemi, katanya, memberi dampak penurunan konsumsi, sehingga menurunkan pendapatan para perusahaan negara.

Lantas, siapa saja BUMN yang terlilit utang?

Baca Juga: Erick Thohir Janji Akan Usut Tuntas Kasus Rapid Tes Antigen Bekas, Semua Direksi KFD Resmi Dipecat

Dia mengatakan pemerintah sudah memetakan beberapa BUMN yang memiliki utang dan akan direstrukturisasi. Mereka adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, serta Perum Perumnas.

"Kami akan fokus ke BUMN yang terdampak signifikan dari sisi keuangan, kita tahu BUMN seperti Garuda, Waskita, Perumnas, terdampak dan di tahun ini berupaya maksimal melakukan restrukturisasi dengan perbankan," tuturnya.

Restrukturisasi utang akan dilakukan pada tahun ini. Harapannya, restrukturisasi ini bisa segera memberi hasil.

"Agar secara keuangan bisa beroperasi lebih baik di 2021," ujarnya.

Selain tiga BUMN itu, Tiko juga menyiratkan ada beberapa perusahaan pelat merah yang kondisi keuangannya tengah menantang, yaitu PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT KAI (Persero), PT Pelabuhan Indonesia (Persero), dan PT Angkasa Pura (Persero).

"Semua alhamdulillah berjalan optimal meski secara keuangan memang menantang, tapi layanan publik dan penerapan protokol kesehatan di seluruh aset kami mulai dari pelabuhan, airport, dan stasiun semuanya alhamdulillah berjalan dengan baik dan tetap mendukung aktivitas masyarakat," ungkapnya.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Twitter @JSuryoP1


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x