PLN Terlilit Utang hingga Rp649,2 Triliun, Sherly Annavita Ingatkan Kriteria Pimpinan BUMN yang Dipilih

- 8 Juni 2021, 07:05 WIB
Influencer Sherly Annavita soroti situasi BUMN kiwari termasuk PLN yang memiliki utang Rp649,2 trilun per akhir 2020.
Influencer Sherly Annavita soroti situasi BUMN kiwari termasuk PLN yang memiliki utang Rp649,2 trilun per akhir 2020. /Instagram/@sherlyannavita

PR BEKASIInfluencer Sherly Annavita menyoroti kondisi terkini Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Melalui akun Instagramnya, Sherly Annavita mengunggah sebuah kabar perihal situasi keuangan salah satu BUMN, yakni PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Disebutkan bahwa PLN memiliki utang sebesar Rp649,2 triliun per akhir 2020.

Baca Juga: Utang Negara Makin Bengkak, Legislator: APBN Rp250 Triliun Hanya untuk Bayar Bunga

Utang tersebut terdiri dari utang jangka panjang sebesar Rp499,58 triliun dan utang jangka pendek Rp149,65 triliun.

Menurut Sherly Annavita bahwa saat ini mayoritas BUMN tengah terbaring sakit.

Dengan situasi tersebut, Sherly Annavita berharap pemangku kebijakan dapat memilih pimpinan BUMN, yakni anak bangsa yang kompeten dan terbaik di bidangnya.

Baca Juga: Ustaz Fadlan: Sangat Menghinakan! Indonesia Dilarang Pergi Haji dan Umrah karena Utang Haji Belum Dibayar

Hampir mayorítas BUMN kita sakit parah. Semoga sudah cukup jadi alasan agar yang dipilih jadi pimpinannya adalah anak-anak negeri terbaik di bidangnya,” kata Sherly Annavita sebagaimana dikutip dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Instagram @sherlyannavita, Selasa, 8 Juni 2021.  

Sherly Annavita pun mengingatkan bahwa jangan sampai pemilihan pimpinan BUMN bukan karena faktor kedekatan dengan penguasa.

Bukan kedekatan atau balas budi,” tutur Sherly Annavita.

Baca Juga: Tertekan Utang dan Kerugian Akibat Covid-19, Garuda Indonesia Tawarkan Pensiun Dini Pada Karyawannya

Berdasarkan laporan keuangan PLN, utang jangka panjang PLN didominasi oleh obligasi dan sukuk sebesar Rp192,8 triliun, utang bank sebesar Rp154,48 triliun, utang imbalan kerja Rp54,6 triliun, liabilitas pajak tangguhan Rp31,7 triliun, dan penerusan pinjaman Rp35,61 triliun.

Lalu, ada pendapatan ditangguhkan Rp5,6 triliun, utang sewa Rp14 triliun, utang kepada pemerintah dan lembaga keuangan non bank Rp3,6 triliun, utang listrik swasta Rp6 triliun, utang KIK-EBA Rp655 miliar, utang pihak berelasi Rp9,4 miliar, dan utang lain-lain Rp182 miliar.

Baca Juga: Dahnil Anzar Sebut Utang Alutista Tak Akan Bebani APBN, Gus Umar: Jubir Paling Konyol Sejagat

Sementara utang jangka pendek didominasi utang pihak ketiga Rp30,6 triliun, utang bank Rp18,8 triliun, utang obligasi dan sukuk Rp14,9 triliun, hingga uang jaminan langganan Rp14,8 triliun.

Kendati demikian, jika dibandingkan periode sama 2019 yang mencapai Rp655,67 triliun, posisi utang PLN relatif berkurang.

Pada tahun sebelumnya, utang jangka panjang mencapai Rp496,37 triliun sementara utang jangka pendek sebesar Rp159,29 triliun.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Instagram @sherlyannavita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x