Jokowi Tarik Utang Baru Rp7,18 Triliun dari Bank Dunia, Ini Alasannya

- 19 Juni 2021, 17:40 WIB
Pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Presiden Jokowi menarik utang baru sebesar 500 juta dolar AS atau setara Rp7,18 triliun dari Bank Dunia.
Pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Presiden Jokowi menarik utang baru sebesar 500 juta dolar AS atau setara Rp7,18 triliun dari Bank Dunia. /Instagram/@jokowi

PR BEKASI - Pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Presiden Jokowi menarik dana utang dari Bank Dunia sebesar 500 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp7,18 triliun triliun.

Tercatat hingga Juni 2021, total utang Indonesia dari Bank Dunia mencapai 900 juta dolar AS atau setara Rp13,4 triliun.

Adapun untuk alokasinya, dana utang baru tersebut akan digunakan pemerintah Indonesia untuk memperluas program vaksinasi Covid-19 secara gratis.

Baca Juga: Jokowi Berubah Sikap Soal Omnibus Law, Sherly Annavita: Kepada Siapa Rakyat Harus Mengadu?

Seperti yang diketahui, pemerintah Indonesia saat ini menggelar program vaksinasi Covid-19 untuk 181,5 juta penduduk berusia dewasa.

Kendati demikian, dana utang tersebut tidak akan digunakan untuk pengadaan vaksin.

Melainkan untuk memperkuat distribusi vaksin sekaligus sistem kesehatan terkait pandemi Covid-19.

Baca Juga: Pemerintah Resmi Tiadakan Cuti Natal 2021, Natalius Pigai: Jokowi Amputasi Hak Rakyat

Termasuk meningkatkan kapasitas isolasi pasien, ketersediaan tempat perawatan kritis, hingga kapasitas pengujian terkait vaksin Covid-19.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, pendanaan dari utang tersebut juga akan digunakan untuk pencegahan varian baru Covid-19.

Salah satu caranya, dengan memperketat sistem pengawasan genom varian baru Covid-19 di Indonesia.

Baca Juga: Cek Fakta: Wajah Presiden Jokowi Terukir di Gunung Rushmore Amerika Serikat, Ini Faktanya

"Pendanaan ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia menjadi lebih berketahanan serta memperkuat sistem pengawasan melalui pengujian," kata Menkes dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari laman Bank Dunia.

"Dan penelusuran kasus-kasus Covid-19 baru, termasuk dengan menerapkan pengawasan genom untuk berbagai varian baru,” lanjutnya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: World Bank


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x