PR BEKASI – Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) asal Papua, Natalius Pigai membagikan sebuah kutipan dari Ibnu Khaldun.
Kutipan Ibnu Khaldun yang dibagikan oleh Natalius Pigai berisi tentang tanda-tanda sebuah negara akan hancur.
Dalam kutipan tersebut disebutkan bahwa tanda-tandanya adalah semakin besar dan beraneka ragam pajak yang dipungut dari rakyat.
Baca Juga: Kasihani Jokowi soal Premanisme, Natalius Pigai: Kasihan Banting Tulang Sendiri Selama 6 Tahun
Kutipan Ibnu Khaldun itu dibagikan oleh Natalius Pigai melalui akun Twitternya @NataliusPigai2.
“Di antara tanda sebuah negara akan hancur terlihat dari semakin besar dan beraneka ragamnya pajak yang dipungut dari rakyatnya” ~Ibnu Khaldun~
“Salam Walekum, Syalom!” kata Natalius Pigai sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Rabu, 23 Juni 2021.
Baca Juga: Pemerintah Resmi Tiadakan Cuti Natal 2021, Natalius Pigai: Jokowi Amputasi Hak Rakyat
Selain itu, Natalius Pigai membagikan potret dari Ibnu Khaldun.
Kutipan Ibnu Khaldun yang dibagikan oleh Natalius Pigai menarik perhatian publik.
Pasalnya kutipan tersebut dibagikan di saat beredarnya wacana pemberlakuan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap sembako, layanan pendidikan, dan layanan kesehatan oleh pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Angka Pengangguran RI Turun, Natalius Pigai: Menkeu Tak Punya Etika, Kita Tidak Bodoh Bu
Wacana pemberlakuan PPN terhadap golongan barang kena pajak yang telah disebutkan itu pun menuai pro kontra.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjelaskan, PPN sembako hanya diterapkan untuk barang premium atau mahal.
Sri Mulyani menyebutkan sembako yang dijual di pasar tradisional tidak akan kena pajak.
Baca Juga: Sebut 2 Nama yang Pantas Jadi Presiden 2024, Natalius Pigai: Pak Anies Sabar, Tolong Jaga DKI Jakarta
Sementara itu, diberitakan sebelumnya Stafsus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo, menyebut kalau pemerintah selama ini sudah terlalu baik hati karena selama ini tak menarik PPN terhadap sembako, pendidikan, dan jasa kesehatan.
"Pemerintah selama ini sebenarnya boleh dibilang terlalu baik hati banyak barang jasa dikecualikan," katanya dalam webinar Pajak Pendidikan pada Minggu, 13 Juni 2021.
Sebagai informasi, Ibnu Khaldun memiliki nama lengkap Abu Zayd 'Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami.
Baca Juga: Sampaikan Firasatnya Soal Penangkapan Munarman, Natalius Pigai: Saya Minta Selidiki Siapa Dia
Ibnu Khaldun merupakan sejarawan muslim dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi, dan ekonomi.
Ibnu Khaldun hidup dan berkarya pada abad ke-14 masehi.
Salah satu karya Ibnu Khaldun yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan/Pengantar).***