PR BEKASI – Guru Besar Emeritus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Emil Salim menyoroti pemberitaan di televisi terkait Covid-19.
Dalam pemberitaan di televisi itu, menyebutkan bahwa penduduk menolak Tim Kesehatan pelacak (contact tracing).
Disebutkan juga bahwa para penduduk yang menolak itu adalah mereka yang pernah berkontak dengan orang positif Covid-19.
Baca Juga: Diancam Dipenjarakan Lagi Soal Tuduhan Endorse Covid-19, Jerinx: Terpaksa Saya Harus Bersuara Lagi
Emil Salim menduga bahwa penolakan tersebut terjadi lantaran masyarakat belum paham pentingnya pelacakan (tracing) untuk memutus penyebaran Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Emil Salim melalui akun Twitternya @emilsalim2010.
“Berita TV: penduduk menolak Tim Kesehatan pelacak (contact tracing) penduduk yang berkontak dengan pasien tertular virus Corona, karena tak paham urgensi pelacakan kontak mematahkan penularan,” kata Emil Salim sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitternya, Senin, 5 Juli 2021.
Baca Juga: Sempat Didiagnosa Demam Berdarah, Bupati Bekasi Dikabarkan Positif Covid-19
Oleh karena itu, Emil Salim mempertanyakan apakah bisa para pemimpin turut mendorong masyarakat agar mau ikut contact tracing.
“Bisakah para pemimpin-pemimpin kita gotong royong mendorong masyarakat ikut contact tracing ini?” ucap Emil Salim.
Pada cuitan lainnya, Emil Salim pun menyoroti perihal vaksinasi Covid-19.
Menurutnya, vaksinasi Covid-19 perlu dibarengi dengan pelacakan (tracing) orang yang terpapar Covid-19.
“Vaksinasi penduduk menaikkan pertahanan tubuh melawan Covid sangat penting dan perlu diikuti dengan usaha besar-besaran melacak kontak manusia bervirus dengan penduduk lain untuk mematahkan penyebaran virus,” ucap Emil Salim.
Dengan demikian perpaduan itu akan menjadi kunci dalam menundukan pandemi Covid-19.
Hal ini sebagaimana yang dianjurkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
“Test-contact tracing-treat perlakuan penyembuhan=kunci tundukkan virus (WHO),” tutur Emil Salim.
Sebagai informasi, pemerintah terus menggencarkan program vaksinasi Covid-19 secara massal.
Vaksinasi massal itu merupakan upaya memerangi Covid-19 di tengah penuhnya keterisian rumah sakit di berbagai wilayah di Indonesia.
Vaksinasi massal tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mencapai target 1 juta dosis per hari di bulan Juli dan 2 juta di bulan Agustus 2021.***