"Info, moncong panser sudah mengarah ke Istana. Sudah saya dengar. Kata Gus Dur, beliau enggak bisa tenang kalau kami tetap di Istana, apalagi cucu pertama, bayi saya, baru berumur 40 hari," ucap Alissa Wahid.
Kendati demikian, putri sulung Gus Dur tersebut ingin menemani bapaknya selama proses mencekam itu.
"Karena ingat nasib Bung Karno, saya melawan. Eyel-eyelan. Apa pun yang terjadi, kalau pun Bapak ditangkap, kami akan ikut. He wouldn't be alone," ujar Alissa Wahid.
Alissa Wahid mengungkap, tindakan kekerasan selama proses lengsernya Gus Dur beruntung tidak meletus.
Baca Juga: Tanggapi Usulan Beka Ulung Hapsara, Alissa Wahid: Saya Masih Belum Ada Apa-apanya
"Alhamdulillah tak terjadi. Rakyat membanjiri Istana, bertekad melindungi Gus Dur. Lalu beliau umumkan akan keluar dari Istana," tutur Alissa Wahid.
Putri sulung Gus Dur tersebut juga mengatakan, rakyat saat itu datang ke Istana untuk mengawal Gus Dur selama proses lengser itu.
"Besoknya ribuan rakyat menjemput dan mengawal beliau keluar lewat gerbong depan Istana, menuju panggung rakyat di Monas," kata Alissa Wahid.