"Kalau obat-obatan yang dicari Pak @jokowi ada, apoteknya bisa ditutup karena berikan obat keras tanpa resep dokter," kata Pandu Riono.
Menurut Pandu Riono, pemerintah juga tak perlu menyelidiki terkait hilangnya obat terapi Covid-19 yang dicari Jokowi di apotek Bogor, karena tidak semua apotek harus menyediakan obat keras.
"Buat apa (diselidiki)? Tidak semua apotek harus menyediakan obat keras seperti itu. Itu pun hanya sidak satu apotek saja. Bukan seperti itu cara simpulkan hanya dari satu apotek, seakan-akan terjadi pada semua apotek. @BudiGSadikin @KemenkesRI," tutur Pandu Riono.
Pandu Riono lantas meminta Menkes Budi Gunadi Sadikin untuk meninjau ulang program paket obat isoman gratis yang dibagikan kepada rakyat.
"Pak Menkes @BudiGSadikin sebaiknya paket obat yang didistribusikan ke masyarakat ditinjau ulang. OTG dan bergejala ringan tak perlu obat. Yang sedang dan berat harus masuk Rumah Sakit," kata Pandu Riono.
Pandu Riono juga mengingatkan Jokowi bahwa pengobatan bukan solusi kendalikan pandemi Covid-19, dan paket obat yang dibagikan pemerintah pun kontraproduktif.
"Pak @jokowi untuk kendalikan pandemi, solusinya bukan pada pengobatan. Paket obat yang disediakan pemerintah itu kontraproduktif dan tidak mendidik rakyat agar hindari konsumsi obat keras," tutur Pandu Riono.
Terakhir, Pandu Riono meminta pemerintah untuk lebih fokus mengedukasi masyarakat terkait masyarakat dan ketatkan protokol kesehatan.