Sri Mulyani Perkirakan Anggaran Kesehatan Naik Hingga Rp300 Triliun, Epidemiolog UI: Hilang Tak Berbekas

- 5 Agustus 2021, 16:05 WIB
Epidemiolog UI Pandu Riono menanggapi perkiraan Sri Mulyani yang sebut anggaran kesehatan naik hingga di atas Rp300 triliun.
Epidemiolog UI Pandu Riono menanggapi perkiraan Sri Mulyani yang sebut anggaran kesehatan naik hingga di atas Rp300 triliun. /ANTARA/Cahya Sari

PR BEKASI – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan besaran anggaran kesehatan untuk penanganan Covid-19 akan meningkat hingga Rp300 triliun pada 2021.

Sri Mulyani menyampaikan bahwa kenaikan nilai anggaran tersebut memang sangat besar karena sebagian besar anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) merupakan alokasi kesehatan.

Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu, 4 Agustus 2021.

Baca Juga: Sri Mulyani Cari Utang Baru Rp515,1 Triliun, Tokoh Papua: Prestasi Jokowi Paling Menonjol

Perkiraan besaran kenaikan anggaran tersebut pun mendapatkan tanggapan dari Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono.

Menurut Pandu Riono penggunaan anggaran tersebut untuk sektor kesehatan tidak berbekas.

Pandu Riono menyebutkan bahwa dana tersebut tidak memberikan dampak terhadap status kesehatan publik dan pandemi Covid-19 tidak terkendali.

Baca Juga: Netizen Curhat Masalah Calo di Pembuatan NPWP, Stafsus Sri Mulyani Beri Balasan

Anggaran Kesehatan naik >300 T untuk anggaran kesehatan, tapi hilang tak berbekas, tidak ada dampak yang jelas pada status kesehatan publik, termasuk pandemi yg tak terkendali,” kata Pandu Riono sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @drpriono, Kamis, 5 Agustus 2021.

Lantas Pandu Riono menanyakan dana kesehatan yang dianggarkan oleh kementerian keuangan dipakai untuk apa saja.

Dana sebanyak itu untuk apa saja ya? @KemenkeuRI @BKFKemenkeu @Kemenker RI,” ujar Pandu Riono.

Baca Juga: Sri Mulyani Cari Utang Baru Rp515 Triliun, Sujiwo Tejo: Berutang Kepepet itu Bunganya Tinggi

Dalam diskusi daring itu, Sri Mulyani menjelaskan bahwa jumlah anggaran awal yang dialokasikan untuk kesehatan pada tahun 2021 sebesar Rp176 triliun.

Namun besaran itu bertambah menjadi Rp214,9 triliun seiring dengan diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Kemudian, alokasi bansos ditingkatkan menjadi Rp187 triliun pada 2021 lanterna masyarakat mengalami dampak luar biasa ketika PPKM.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Umumkan Rencana Perombakan Pajak Besar-besaran, Dampak Pandemi Covid-19

Adapun jenis bansos yang ditingkatkan antara lain Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 10 juta masyarakat paling bahwa, kartu sembako untuk 18,8 juta jiwa.

Lalu Bantuan Sosial Tunai (BST) untuk 10 juta dan 5,95 juta penerima tambahan, serta bantuan logistik dalam bentuk beras Bulog.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Umumkan Rencana Perombakan Pajak Besar-besaran, Dampak Pandemi Covid-19

Lanjut Sri Mulyani, Ada juga Bantuan Subsidi Upah (BSU) dan bantuan kuta internet bagi para pelajar hingga subsidi listrik yang diperpanjang sampai akhir tahun.

Oleh karena itu, Sri Mulyani menuturkan bahwa seluruh tambahan alokasi anggaran kesehatan maupun perlindungan sosial itu menyebabkan alokasi PEN meningkat dari Rp699 triliun pada 2020 menjadi Rp744,75 triliun pada tahun ini.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Twitter @drpriono1 Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x