Sehingga sebagai tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia yang dikenal dengan pidato yang membakar semangat arek-arek Surabaya itu, tidak bisa diziarahi.
Serangkaian lobi yang melibatkan pemerintah Indonesia dan Arab Saudi pun kemudian dilakukan.
Sampai akhirnya, keluarga Bung Tomo dipanggil Kedubes Arab Saudi di Jakarta.
Mereka diberitahu bahwa Raja Fahd – pemimpin Arab Saudi waktu itu, mengizinkan jenazah Bung Tomo dibawa pulang.
Lalu dibentuklah tim yang terdiri atas dokter ahli forensik, dokter pribadi, seorang sahabat, dan anaknya, Bambang Sulistomo.
Tim tersebut bertugas memastikan bahwa yang dibawa pulang adalah jenazah Bung Tomo.
Mereka berangkat ke Arab Saudi, empat bulan setelah Bung Tomo meninggal.
Setelah makam ditemukan, para dokter termasuk Bambang Sulistomo kemudian mengidentifikasi jenazah.
Baca Juga: Sedekah Mencegah Musibah, Ini Hadis dan Penjelasan Lengkapnya