"Selama ini dia tidak pernah mengucapkan keinginannya berhaji,” tulis Sulistiana, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari bukunya.
Pejuang kemerdekaan itu mendapat amanah menjadi pemimpin kelompok terbang (kloter) yang berangkat bersamanya.
Namun sejak tiba di Arab Saudi kesehatannya merosot, ia bahkan mengalami koma dan harus dirawat di Rumah Sakit Jeddah.
Saat tiba melaksanakan wukuf, sesuai dengan ketentuan ibadah haji, Bung Tomo yang sedang sakit pun harus tetap dibawa ke Arafah.
Ketika di Arafah itulah, ia menghembuskan nafas terakhir, seusai melaksanakan wukuf, yang menjadi penyempurna ibadah haji.
Seperti halnya jemaah yang meninggal saat berhaji, jenazah Bung Tomo pun dikuburkan di Mekkah.
Namun kemudian pihak keluarga dan teman-teman almarhum menilai, jenazahnya lebih baik dibawa ke Indonesia.
Karena setelah musim haji, tulang belulang jenazah jemaah yang meninggal akan dibuang ke laut.
Baca Juga: Meskipun Rajin Baca Al-Quran, 3 Golongan ini Tidak Akan Mendapatkan Ridho Allah