PR BEKASI - Covid-19 varian Omicron menjadi ancaman bagi seluruh negara di dunia saat ini.
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari PMJ pada Kamis, 2 Desember 2021, baru-baru ini Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tirmizi menyebutkan bahwa kini sudah ada sekira 20 negara yang melaporkan adanya Covid-19 varian Omicron di negara mereka.
Sebelumnya diberitakan bahwa Covid-19 varian Omicron diklaim lebih berbahaya dari Covid-19 varian lainnya.
"Saat ini per 1 Desember sudah lebih dari 20 negara yang melaporkan adanya varian Omicron ini seperti Inggris, Austria, Italia, Jerman, Australia, dan lain sebagainya," kata Siti Nadia Tirmizi.
Baca Juga: Profesor Oxford Inggris Ungkap Dampak Pemakaian Masker pada Varian Covid-19 Omicron
Siti Nadia Tirmizi menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers yang digelar secara virtual pada Rabu, 1 Desember 2021.
Tak hanya itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes itu mengatakan, negara terbaru yang melaporkan adanya Covid-19 varian Omicron adalah Jepang.
"Hari ini ditambah negara Jepang yang melaporkan tambahan kasus Omicron," katanya.
Menurut laporan, Covid-19 varaian Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.
Baca Juga: Dokter di Afrika Selatan Ungkap Kondisi Pasien Terinfeksi Covid-19 Omicron: Tunjukkan Gejala Ringan
Sehingga, kini sejumlah negara menutup akses penerbangan dari Afrika Selatan.
Siti Nadia Tirmizi juga mengatakan kini ada laporan 161 kasus menjadi 249 kasus Covid-19 varian Omicron di seluruh dunia.
Kaus Covid-19 varian Omicron tersebut, lanjutnya, mungkin akan terus bertamabah.
Namun, ia meminta agar masyarakat tidak panik melainkan meminta masyarakat agar tetap untuk menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi Covid-19 untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Memastikan protokol kesehatan selalu diterapkan, meskipun kita sudah divaksinasi.
Upaya penemuan kasus yang dilanjutkan dengan pemeriksaan jenis varian, tetap perkuat pelacakan kontak dan intensifikasi kasus-kasus yang berkelompok atau klaster," katanya, menambahkan.
Hingga kini di Indonesia kasus Covid-19 relatif turun, menjelang libur Nataru, pemerintah berinisiatif kembali menerapkan PPKM level 3 di seluruh wilayah Indonesia.
Hal tersebut mencegah terjadinya potensi penyebaran Covid-19.***