Indonesia dan Polemik Kepercayaan Terhadap Penanganan Virus Corona di Mata Dunia

- 21 Maret 2020, 12:19 WIB
Ilustrasi virus corona penyebab covid-19.
Ilustrasi virus corona penyebab covid-19. //PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT - Kurang dari tiga minggu sejak kasus pertama dikonfirmasi, Indonesia kini memiliki 369 kasus positif virus corona atau COVID-19 dengan total kematian 32 orang pada Jumat, 20 Maret 2020.

Ibu Kota Jakarta, sebagai kota berpenduduk lebih dari 10 juta orang dengan berbagai kepentingan berbeda harus terus awas lantaran 215 warganya telah terinfeksi.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah menerapkan berbagai upaya untuk meminimalisasi penyebaran virus corona dengan membuat kebijakan seperti belajar dan bekerja di rumah.

Selain itu, transportasi umum juga dibatasi agar masyarakat tetap bekerja dan beraktivitas di rumah.

Baca Juga: Tak Perlu Khawatir, Simak Cara Sederhana Membuat Hand Sanitizer dari BPOM 

"Indonesia kemungkinan memiliki lebih banyak kasus daripada yang dilaporkan saat ini," kata Profesor Ian Henderson, Direktur Institute for Molecular Bioscience di University of Queensland sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Reuters.

Indonesia belum memiliki solusi seperti pengujian skala besar, pelacakan kontak, dan tindakan karantina "paksa" sehingga Henderson mengatakan bahwa Indonesia merupakan wilayah dengan peluang penyebaran virus corona yang bagus.

Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengatakan bahwa pengujian massal adalah cara paling efektif untuk mengatasi virus corona atau COVID-19.

Reuters bahkan menyatakan bahwa kemungkinan besar Indonesia menghadapi lonjakan besar dalam kasus virus corona atau COVID-19 sebab pemerintah bekerja lamban dan kerap menutupi kasus pandemi tersebut padahal Indonesia memiliki 260 juta penduduk yang harus dilindungi.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x