PR BEKASI - Upaya pemerintah melalui Kementerian Pertahanan untuk belanja jet tempur Rafale kian jadi sorotan.
Secara total, menurut Defence Security Asia, Indonesia berpotensi menghabiskan anggaran 8,1 miliar dolar AS, untuk memperoleh 42 jet tempur Rafale dan 36 F-15EX, dengan asumsi belanja dengan pending negotiations.
Menyusul kabar pada 10 Februari 2022, CEO Dassault Aviation, Erika Trapier, dan Wakil Marsekal Indonesia, Yusuf Jauhari, teken kontrak akhir di ibukota, Jakarta, untuk pasokan 42 pesawat tempur Rafale.
Baca Juga: Peace INTM Cycle 2 Berusaha Tunjukkan Profesionalitasnya Usai 2 Kali Potong Rambut Saat Makeover
Baru-baru ini, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Washington juga menyetujui penjualan 87 mesin jet F110-GE-129 atau F100-PW-229, 45 AN/APG-82 (v) 1 Advanced Electronically Scanned Array (AESA) Radar, 45 AN /ALQ-250 Eagle Passive Active Warning Survivability Systems (EPAWSS), 48 komputer digital Advanced Display Core Processor (ADCP) II, 80 Joint Helmet Mounted Cueing Systems (JHMCS), 92 Embedded Global Positioning System (GPS)/Inertial Perangkat keamanan Sistem Navigasi (EGI), 40 pod navigasi AN/AAQ-13 LANTIRN, 40 AN/AAQ-33 Sniper Advanced Targeting Pod (ATP), 40 sistem senjata “Vulcan” M61A, dan banyak lagi.
Namun, menurut pemberitaan Lingkar Kediri, sejauh ini, Indonesia baru berencana untuk membeli hanya delapan pesawat tempur F-15EX.
Meski lebih sedikit dari yang diperkirakan yakni 42 unit, pemesanan itu telah memecahkan rekor alokasi dana.
Baca Juga: Hujan dari Siang hingga Malam di Wilayah Bekasi, Prakiraan Cuaca Hari Ini Senin, 14 Februari 2022
Komparasinya, Qatar akan membayar 12 miliar dolar AS untuk 36 pesawat tempur F-15QA terbaru.
Harga kontrak dan sumber pembiayaan jet tempur untuk Indonesia tidak diungkapkan.