Network
PR BEKASI - Saat ini isu terkait dugaan penyelewengan dana umat yang dikelola oleh lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) tengah menjadi perbincangan.
Lembaga ACT diduga telah menggunakan dana umat untuk kepentingan para petingginya, seperti untuk besaran gaji fantastis hingga mobil mewah.
Menanggapi isu tersebut, Presiden ACT yakni Ibnu Khajar akhirnya buka suara melalui siaran pers yang dilakukan pada Senin, 4 Juli 2022 di Jakarta.
Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu Glimpse of Us – Joji, Bikin Galau Satu Dunia
Ibnu Khajar menepis isu tersebut dan menuturkan bahwa mobil mewah yang digunakan oleh para petinggi di ACT bukanlah kendaraan inventaris.
Kendaraan dengan jenis Alphard, CR-V, hingga Pajero Sport itu disebutkannya sebagai transportasi bagi tamu-tamu kehormatan.
"Kendaraan ini lebih maksimal untuk tamu-tamu kehormatan kami," ujar Ibnu Khajar.
Baca Juga: Bacaan Doa Setelah Sholat Witir, Lengkap dalam Latin dan Terjemahan
Lebih lanjut ia menuturkan bahwa penggunaan mobil Pajero Sport adalah untuk mendukung transportasi para petugas yang bergerak di bidang kemanusiaan.
Pasalnya, petugas kerap kali turun ke lapangan atau lokasi terjadinya bencana.
Oleh sebab itu, menurutnya mobil Pajero Sport tersebut perlu digunakan untuk menerobos akses jalan yang sulit.
Baca Juga: Drama Korea Anna Tayang di Mana? Simak Link Nonton dan Jadwal Tayang Episode 1 hingga Tamat
"Jadi, mobil itu bukan untuk mewah-mewahan," kata Ibnu, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari laman ANTARA.
Dalam siaran pers tersebut, Ibnu juga mengatakan bahwa kini semua mobil mewah itu telah dijual.
Hal tersebut dilakukan untuk menutupi kebutuhan operasional sukarelawan dan program ACT.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo dan Virgo, Rabu 6 Juli 2022: Tak Apa Penghasilan Sedikit Asalkan Hidup Bahagia
Sementara itu, dia membantah memakai mobil-mobil mewah tersebut untuk keperluan pribadi.
"Untuk level ketua yayasan seperti saya, menggunakan kendaraan Innova lama, ini pun mobil sewaan," ujarnya.
"Untuk beberapa direktur vice presiden, kami berikan operasional, bukan pribadi, melainkan untuk pekerjaan lembaga berupa Avanza atau Xpander, bukan inventaris lembaga, melainkan masih ke penyedia vendor-vendor," kata Ibnu Khajar.***
