Lebih dari 1.500 orang yang saat ini masih menjalani isolasi, dikarantina, dan dalam perawatan.
“Dalam menghadapi kasus ini saya membuat dua font. Pertama font depan, yakni masyarakat. Tugas kami bersama institusi lainnya dan komponen masyarakat berupaya bagaimana caranya melaksanakan 3 M, menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan. Kami secara masif turun ke masyarakat melakukan sosialisasi,” jelasnya.
Selanjutnya, melakukan front belakang, yakni di tempat-tempat karantina dan isolasi di rumah sakit.
“Hari ini kita melaksanakan donor konvalesen ini untuk membantu rumah sakit yang di front belakang ini yang kini sedang menangani sekitar 1.500 pasien terpapar COVID-19,” katanya.
Baca Juga: 'Bar' di Dekat Gedung Parlemen Tuai Sorotan, Pengamat Politik: Ini Bisa Pengaruhi Citra DPR
Selain itu, ia menjelaskan mengenai potensi pendonor di Bali sebenarnya cukup banyak dengan sekira 400 pendonor.
Namun, dalam prosesnya, banyak menemui kendala berupa cara untuk mengajak pendonor ini untuk sadar dan mau untuk datang mendonorkan plasmanya.
Untuk menghadapi persoalan ini, jajaran Kodam IX/Udayana, utamanya para Babinsa melakukan pendekatan terhadap calon-calon pendonor plama konvalesen.
Kata Pangdam, dari 400 calon pendonor sudah diperiksa 109 orang dan memenuhi syarat hanya 37 orang yang mendonorkan plasmanya hari ini.
Baca Juga: Polemik PKI Berulang Setiap Tahunnya, Lemhanas: Sia-sia, Hanya Menguras Tenaga dan Pikiran
Editor: M Bayu Pratama
Sumber: Permenpan RB