Indonesia AirAsia X juga mengoperasikan penerbangan internasional dari Bandara Ngurah Rai, Bali. Indonesia AirAsia X terakhir kali menutup pintu kabinnya pada awal 2019.
"Jelas, bank tidak akan membiayai perusahaan tanpa pemegang saham, baik yang lama maupun baru, memasukkan ekuitas baru. Jadi, prasyaratnya adalah ekuitas baru," kata Lim Kian Onn.
Baca Juga: Digelar Akhir November, Munas MUI akan Bahas Sejumlah Fatwa
Indonesia memiliki saham sebesar 45 persen di AirAsia Berhad. Indonesia AirAsia terbang ke sekira 15 tujuan domestik dan 6 tujuan internasional dengan 30 armada pesawat Airbus A320-200
Maskapai ini mencapai tingkat ketenaran pada 2014 ketika sebuah Airbus A320 yang terbang dari Surabaya menuju Singapura jatuh di Laut Jawa serta menewaskan 162 penumpang dan awak dalam penerbangan tersebut.
Kecelakaan itu dikaitkan dengan kesalahan pilot setelah ditemukannya kesalahan dalam kendali kemudi. Akan tetapi, kecelakaan tersebut tidak mempengaruhi reputasi Indonesia AirAsia dan penerbangannya di Indonesia.
Baca Juga: Hari Terakhir, Program Beasiswa LPDP 2020 Buka Pendaftaran Hingga Hari Ini, Selasa, 20 Oktober 2020
Indonesia AirAsia tetap banyak diminati dan digunakan banyak orang yang hendak bepergian karena tarifnya yang relatif murah.
Saat ini AirAsia sedang mengalami likuiditas serius dan ini memang tidak bisa diselesaikan hanya dengan menutup AirAsia di Indonesia.
AirAsia menghadapi krisis serius, mereka memiliki utang sebesar 500 juta dolar seperti yang disebutkan Lim Kian Onn, tidak ada uang untuk membayar tagihannya.