PR BEKASI- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pengangguran di Indonesia pada tahun 2020 paling banyak ada di Jakarta.
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Anies Baswedan mengatakan, pandemi ini diketahui berdampak pada aspek sosial, ekonomi, kegiatan keagamaan, hal itu tak lepas dari krisis kesehatan dampak pandemi Covid-19.
“Memang pandemi ini kita ketahui berdampak pada aspek sosial, ekonomi, kegiatan keagamaan dan otomatis kemudian tercermin dalam angka-angka partisipasi tenaga kerja,” ucap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Jumat, 6 November 2020.
Baca Juga: Jubur Kremlin Bantah Kabar Vladimir Putin Mundur dari Jabatan Presiden Rusia Karena Sakit
Oleh karena itu, menurutnya, penting sekali untuk disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.
“Kontraksi ekonomi yang terjadi adalah karena ada masalah krisis kesehatan,” Ucap Anies Baswedan.
Menurutnya, selama krisis kesehatan belum selesai dikendalikan, maka masalah ekonomi akan terus terdampak.
Baca Juga: Bantah Jenazah Covid-19 di Probolinggo Tanpa Bola Mata, Pihak Rumah Sakit Sebut Hoaks
Salah satu efeknya adalah serapan tenaga kerja yang berkurang, termasuk ketersediaan lapangan kerjanya juga terganggu.
“Karena itulah kita melihat penting sekali bagi sisi pemerintah melaksanakan 3T dengan serius untuk menyelesaikan masalah pandemi ini,” ucapnya.
Menurut Anies Baswedan, sektor perekonomian bukan semata-mata karena salah hitung investasi atau karena ada kegiatan perekonomian yang salah, tapi lebih merupakan efek samping dari masalah kesehatan.
Karena itu, dia berkeyakinan, jika masalah kesehatan ini bisa terkendalikan Jakarta akan yang tercepat kembali.
"Karena lapangan pekerjaannya tersedia, yang berkurang itu tingkat kegiatannya,” kata Anies Baswedan.
Anies menjelaskan, jika kondisinya bisa terkendali, mudah-mudahan Jakarta bisa langsung berkegiatan dan perekonomian tumbuh.
Baca Juga: Tendang Balita hingga Tersungkur, Tindakan Penganiayaan Viral di Medsos dan Buat Warganet Murka
BPS mengumumkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) nasional meningkat pada Agustus 2020. Angkanya tembus sampai 9,77 juta orang atau naik 2,67 juta orang.
BPS menyebut angka pengangguran Indonesia pada 2020 menjadi 9,77 juta dengan paling banyak ada di Jakarta sebesar 10,95 persen.
Salah satu penyebab meningkatnya TPT nasional menjadi 7,07 persen pada Agustus 2020 lalu adalah pandemi Covid-19 yang sudah terjadi sejak Maret 2020.
Jika dilihat menurut provinsi, pengangguran terbuka paling banyak di DKI Jakarta. Di ibu kota ini tingkat penganggurannya mencapai 10,95 persen pada Agustus 2020 atau di atas rata-rata nasional 7,07 persen.
Selain DKI Jakarta, BPS mencatat lima provinsi lainnya yang tingkat pengangguran terbukanya melewati rata-rata nasional, yaitu Banten, Jawa Barat, Kepulauan Riau, Maluku dan Sulawesi Utara.
“Tingkat pengangguran menurut provinsi, kenaikan banyak terjadi di banyak provinsi dengan tingkat pengangguran berbeda-beda. Seperti di Bali naik tinggi sekali dari 1,57 persen jadi 5,63 persen,” kata Kepala BPS Pusat Suhariyanto.
Baca Juga: Sindir Arie Untung yang Tak Bakar Tas Asal Prancis, Teddy Gusnaidi: Bisa Saja itu Bukan Punya Dia
Tingkat pengangguran di Banten menjadi tertinggi kedua dengan 10,64 persen, disusul oleh Jawa Barat (10,46). Lalu Kepulauan Riau (10,34), Maluku (7,57) dan Sulawesi Utara (7,37).***