Aquarini Priyatna: Karya Sastra Perempuan Seringkali Dianggap 'Tidak Serius'

- 15 November 2020, 10:21 WIB
Aquarini Priyatna
Aquarini Priyatna /Kemendikbud/

PR BEKASI - Nobel Sastra 2020 dianugerahkan kepada sastrawan perempuan asal Amerika Serikat, Louise Glück.

Dengan ini, daftar penerima Nobel Sastra dari kalangan perempuan bertambah, yaitu menjadi 16 dari total 117 pemenang sejak 1901 – 2020.

Jumlah penerima Nobel Sastra dari kalangan perempuan relatif masih sedikit. Realitanya, karya sastra yang ditulis oleh perempuan kerap dihadapkan pada dilema bias gender, isu genre, dan kanonisasi.

Baca Juga: Digrebek Warga dalam Keadaan Setengah Telanjang, Dua Pria di Aceh Terancam Dicambuk Hingga 100 Kali

Menurut Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Aguarini Priyatna, PhD, karya atau tulisan dari kalangan perempuan kerap dianggap tidak serius.

"Tulisan perempuan seringkali dianggap 'tidak serius'," ujar Aquarini Priyatna dalam diskusi bertema "Perempuan dan Kesusastraan Dunia" di acara Satu Jam Berbincang Ilmu (Sajabi) Dewan Profesor Unpad episode 5 secara virtual, Sabtu, 14 November 2020, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs resmi Unpad.

Aquarini menuturkan, tulisan perempuan dipandang tidak masuk pada kanonisasi sastra atau dominasi genre, topik, atau isu yang banyak ditulis penulis laki-laki. Hal ini yang melahirkan anggapan bahwa tulisan perempuan "tidak serius".

Baca Juga: Pengamat Senior BEI Optimistis 2021 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bertumbuh Lebih Tinggi

Padahal, isu yang digali penulis perempuan merupakan isu yang menjadi bagian dari kehidupan perempuan.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Unpad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x