I wish they were police pic.twitter.com/QVXA4GxANf— Kucingnya Nanase (@KucingNanase) November 20, 2020
Dudung juga menjelaskan, seharusnya dalam memasang baliho masyarakat sudah mengetahui aturan yang ada. “Kalau masang baliho itu jelas ada aturannya. Jangan seenaknya sendiri. Seakan-akan dia paling benar. Tidak ada itu,” lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama, Dudung juga mengklarifikasi terkait iring-iringan patroli kendaraan militer di Petamburan, Jakarta Pusat. Ia menyatakan kegiatan itu merupakan patroli rutin Garnisun.
“Soal tentara melewati Petamburan, itu kegiatan rutin dari Garnisun. Kami kan dari Garnisun. Satu wilayah itu ada TNI Angkatan Darat, Laut, dan Udara, kami rutin melaksanakan patroli-patroli untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” tuturnya.
Jenderal bintang dua ini menjelaskan, kegiatan patroli untuk kepentingan menjaga persatuan kesatuan dan kondusivitas Ibu Kota.
Baca Juga: Kesal Karena Dinilai Suka Seenaknya Sendiri, Pangdam Jaya: Kalau Perlu, FPI Bubarkan Saja!
Show Force Depan Gang Petamburan 3, ini gaya anak kampung atau geng motor. Lucu, norak & sangat tdk pantas dilakukan oleh negara ????
Panglima TNI mesti usut tuntas kelakuan 'norak & kampungan' yg telah merendahkan derajat TNI serendah anak kampung & geng motor ini.
Betul tdk? pic.twitter.com/WK0tAstgWJ— Pak RW 07 (@AntiBuzzeRp) November 19, 2020
“Jangan mengganggu kesatuan di Jakarta. Saya Panglimanya. Jangan coba-coba mengganggu persatuan dan kesatuan di Jakarta. Kalau coba-coba, akan saya hajar nanti,” ujar Dudung.
Padahal sebelumnya FPI telah menyatakan bahwa pelaku yang terdapat dalam video tersebut bukanlah anggota TNI.
FPI mengatakan bahwa jika memang mereka resmi dari TNI, mengapa terkesan ketakutan. FPI menjelaskan kalau mereka benar TNI, itu merendahkan TNI, karena pencopotan spanduk merupakan pekerjaan Satpol PP.
Dalam menanggapi video tersebut, FPI mengatakan bahwa aksi tersebut sebagai upaya adu domba antara TNI dan FPI yang selama ini harmonis.***