Hubbard yang sudah menekuni olahraga angkat besi sejak 1998 itu, mengaku belum pernah mengikuti kejuaraan internasional sampai 2012.
Namun, setelah mengubah identitasnya, ia baru bisa tampil di level mancanegara dan memenangkan beberapa kejuaraan.
Pada regulasi olimpiade, aturan soal atlet transgender boleh berlaga telah diubah pada 2015.
Komite memutuskan, 'atlet yang beralih dari pria ke wanita dapat bersaing dalam kategori wanita tanpa memerlukan operasi untuk mengangkat testis mereka, asalkan kadar testosteron total mereka dalam serum di bawah 10 nanomol per liter, setidaknya selama 12 bulan terakhir.
Namun, Keputusan IOC itu juga dikecam. Karena, beberapa penelitian menunjukkan adanya keuntungan bagi atlet transgender.
Hal tersebut ditemukan oleh ilmuwan Emma Hilton dan Tommy Lundberg pada tahun lalu yakni menemukan bukti bahwa adanya keunggulan kinerja laki-laki dalam angkat besi mencapai 30% ketimbang perempuan.
Penelitian mereka juga menunjukkan, ketika wanita transgender menekan testosteron selama 12 bulan terakhir, mereka hanya kehilangan massa tubuh tanpa lemak, area otot, dan kekuatan sekitar 5%.
Pesaing rival Hubbard pun mengetahui faktanya dan akhirnya mengkritik hal tersebut.