Kenapa Menjaga Jarak Saat Berhenti di Lampu Merah Sangat Penting? Simak Penjelasan Pakar

- 21 Januari 2022, 19:56 WIB
Ilustrasi lampu merah. Pakar mengungkapkan pentingnya untuk menjaga jarak saat berhenti di lampu merah.
Ilustrasi lampu merah. Pakar mengungkapkan pentingnya untuk menjaga jarak saat berhenti di lampu merah. /Pixabay/Paul Steuber

PR BEKASI - Tingkat kecelakaan lalu lintas di Indonesia tergolong tinggi, berdasarkan data dari Kepolisian, rata-rata tiga orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan di jalan.

Penyebab kecelakaan lalu lintas pun bermacam-macam. Sebanyak 61 persen kecelakaan disebabkan karena faktor manusia.

Sedangkan 9 persen kecelakaan lalu lintas disebabkan karena faktor kendaraan (pemenuhan persyaratan teknik laik jalan), dan 30 persen disebabkan faktor prasaran dan lingkungan.

Oleh karena itu, masyarakat sebagai pengguna jalan perlu selalu berhati-hati selama berkendara.

Baca Juga: Demi Menyelamatkan Karier, 7 Aktor Hollywood Telah Menolak Mengambil Peran dalam Film Ini

Seorang pakar yang juga pendiri sekaligus pengajar senior di Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana menyebut pengguna jalan penting untuk selalu memberi jarak pada saat berhenti di lampu merah.

"Ketika kita berhenti di lampu merah, kita harus menjaga jarak. Untuk berapa meternya itu tergantung sejauh mana mobil atau kendaraan kita bisa melakukan manuver escaping ketika ada kejadian yang tidak diinginkan," ujar Sony, dikutip dari Antara pada Jumat, 21 Januari 2022.

Sony menyarankan agar pengguna jalan tak hanya fokus ke bagian depan saja saat berhenti di lampu merah, melainkan harus selalu waspada dan melihat sisi kanan, kiri, dan belakang.

Cara tersebut bisa meningkatkan kewaspadaan pengendara untuk bermanuver dari kecelakaan.

Baca Juga: Link Live Streaming Ikatan Cinta 21 Januari 2022: Yakin Tak Bersalah, Jessica Minta Mama Rosa Dibebaskan?

Pengajar di SDCI itu juga menyarankan para pengendara untuk tidak mengangkat pelatuk handbreak saat berhenti di lampu merah.

Hal itu dimaksudkan agar lebih leluasa untuk menghindar jika terjadi kecelakaan.

"Pastikan parking brake dari awal tidak berfungsi, jadi selama lampu merah yang diinjak adalah service brake. Kemudian segera cari langkah untuk menghindar, baik itu ke kiri atau ke kanan, atau memberi sinyal kendaraan depan untuk memberi ruang," ucapnya.

Padatnya jalan dan akses terbatas memang perlu banyak pembenahan, apalagi hal itu memicu kebiasaan merapatkan barisan kendaraan di lampu merah.

"Dua hal itu masih menjadi PR di lalu lintas jalan raya Indonesia, memang lalu lintasnya padat dan jalan terbatas. Seringkali mindset kita ketika lampu merah itu harus merapatkan kendaraan lainnya," katanya.

"Dengan kebiasaan yang seperti itu, ketika terjadi kecelakaan dari belakang, para pengendara tidak ada ruang untuk bermanuver atau menghindar," ucapnya.***

Editor: Nopsi Marga

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah