PR BEKASI – Kendaraan ramah lingkungan saat ini terus dikembangkan oleh sejumlah perusahaan otomotif dunia.
Kendaraan ramah lingkungan yang saat ini tengah dikembangkan dua diantaranya yakni kendaraan bertenaga hidrogen dan bertenaga listrik.
Beberapa pekan lalu, Jerman telah mewajibkan seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) agar menyediakan pengisian daya listrik.
Baca Juga: Berharap Ulangi Kesuksesannya di Jerez, Fabio Quartararo Waspadai Maverick Vinales
Tak ingin ketinggalan, Indonesia dinilai telah siap menjadi produsen kendaraan listrik meskipun harus bekerjasama dengan negara lain yang telah memiliki teknologi lebih maju.
Selain itu, Indonesia juga memiiki cadangan bahan baku berupa nikel dan kobalt yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi industri baterai lithium sebagai komponen utama kendaraan listrik.
"Kita tentunya tidak ingin menjadi importir kendaraan terus menerus, tapi harus bisa memproduksi kendaraan listrik. Dari sisi teknologi sebenarnya Indonesia sudah bisa menguasai," kata Penasihat Khusus Bidang Kebijakan Inovasi dan Daya Saing Industri Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi Satryo Soemantri Brodjonegoro seperti dikutip oleh pikiranrajyat-bekasi.com dari Antara.
Baca Juga: Tak Akan Turut Serta dalam MotoGP Andalusia Akibat Cedera, March Marquez Beri Tanggapan
Selain itu, pemerintah juga mendorong swasta yang selama ini mengimpor kendaraan listrik untuk segera membangun pabrik kendaraan listrik di Indonesia dengan menggandeng principal dari luar negeri.
Keinginan dan komitmen Indonesia untuk menjadi produsen kendaraan listrik dituangkan dalam Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.