Arab Saudi Ternyata Telah Gelontorkan Dana Rp2,9 Triliun untuk Proyek Pendidikan, Salah Satunya di Indonesia

3 April 2021, 08:02 WIB
Arab Saudi gelontorkan dana Rp2,9 triliun untuk proyek pendidikan, termasuk untuk Indonesia. /Instagram/@ksrelief

PR BEKASI - Pusat Bantuan Kemanusiaan Raja Salman (KSrelief), badan amal Arab Saudi, sejauh ini telah melaksanakan proyek pendidikan di negara-negara yang membutuhkan dana sebesar hampir 200 juta dolar AS atau sekitar Rp2,9 triliun.

Proyek-proyek yang diberi bantuan tersebut merupakan bagian dari upaya kemanusiaan global KSrelief, sebagai upaya untuk menempatkan sektor pendidikan sebagai prioritas utama.

Negara-negara yang mendapatkan manfaat dari proyek tersebut antara lain, yaitu Indonesia, Yaman, Suriah, Palestina, Lebanon, Afghanistan, Thailand, Somalia, Myanmar, Mali, Sudan, Irak, Tanzania, dan Burkina Faso.

Proyek pendidikan ini berupaya untuk memberikan dukungan layanan pendidikan, menyiapkan infrastruktur sekolah, mengamankan biaya operasional, dan menyediakan sekolah bagi siswa.

Baca Juga: Kasus Pertama di Dunia, Bayi Laki-Laki Ini Terlahir dengan 3 Alat Kelamin

Baca Juga: Tepis Isu Aurel Hamil Sebelum Nikah Saat Temani ke Dokter Kandungan, Atta Halilintar: Jangan Salah Paham Dulu 

Selain itu, proyek tersebut juga bertujuan guna meningkatkan keterampilan guru, membangun kemampuan spesialis anak dalam memberikan dukungan psikologis dan sosial, dan mendukung ibu anak melalui program kesadaran pendidikan.

Untuk melaksanakan proyek-proyek ini, KSrelief telah menandatangani beberapa perjanjian dengan PBB dan organisasi internasional.

Organisasi internasional yang turut bekerja sama dengan mendukung dan mendanai sektor pendidikan di negara-negara yang membutuhkan dan tertimpa bencana.

Kerja sama dengan organisasi-organisasi internasional tersebut juga ikut dalam mengimplementasikan skema-skema yang relevan.

Dalam hal ini, pusat KSrelief tersebut menandatangani perjanjian dengan UNICEF untuk melaksanakan tujuh berbagai proyek dengan total nilai 46 juta dolar AS atau sekitar Rp668 miliar untuk Yaman.

Baca Juga: Wilayah Bantar Gebang Akan Alami Pemadaman Listrik Sementara di Bekasi Hari Ini, 3 April 2021

Baca Juga: Klaim Baru Saja Datang dari Tahun 2027, Penjelajah Waktu: Manusia Telah Punah Enam Tahun ke Depan 

Selengkapnya cek YouTube Pikiran Rakyat

Dana itu diberikan dengan tujuan memberikan pendidikan online kepada anak-anak Yaman di tengah merebaknya pandemi Covid-19 dan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan Yaman serta otoritas lokal di 20 provinsi Yaman.

KSrelief kemudian bekerja sama dengan kantor United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di negara-negara Arab.

Kerja sama tersebut untuk melaksanakan tiga proyek pendidikan di Yaman, yang bertujuan meningkatkan peluang pendidikan bagi anak-anak putus sekolah, kursus alternatif pendidikan, serta mengembangkan konten dan sumber daya terkait.

Sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Saudi Gazette pada Jumat, 2 April 2021, KSrelief juga menandatangani perjanjian untuk melaksanakan dua proyek eksekutif dengan UNESCO.

Tujuannya untuk mendukung kelanjutan pendidikan dasar bagi pengungsi Suriah di Lebanon dan yang lainnya untuk menjalin kerja sama strategis dan kemitraan antara pusat dan organisasi tersebut.

Baca Juga: Tangkap 6 Wujud Misterius di Google Maps yang Terbang di Samudra Pasifik, Warganet: Alien Sedang Pantau Kami 

Bekerja sama dengan UNESCO, pusat KSrelief tersebut telah meluncurkan proyek "Qudurat" (kemampuan) untuk mendukung pembelajaran jarak jauh di daerah yang terkena ledakan pelabuhan Beirut 2020.

Memiliki tujuan meningkatkan kemampuan pendidikan untuk akses ke anak-anak dan mendukung proses pendidikan jarak jauh di masyarakat yang terkena dampak.

Selain itu, untuk meningkatkan kemampuan pendidikan untuk akses ke anak-anak dan mendukung proses pendidikan jarak jauh di masyarakat di Somalia.

Semua skema ini, merupakan bagian dari upaya Kerajaan Arab Saudi, yang diwakili oleh KSrelief, untuk berdiri bersama negara-negara persaudaraan dan sahabat di saat krisis.

Sehingga, menjamin proses pendidikan yang berkelanjutan dan pengembangan sektor pendidikan di negara-negara tersebut.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Saudi Gazette

Tags

Terkini

Terpopuler