Misteri Penyebab Suara Dentuman Jadi Tanda Tanya, Lapan Beri Penjelasan Ilmiah Soal Kondisi Atmosfer Saat Ini

- 9 Februari 2021, 10:44 WIB
ilustrasi dentuman misterius di berbagai daerah di Indonesia.
ilustrasi dentuman misterius di berbagai daerah di Indonesia. /PMJ News

PR BEKASI – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyampaikan bahwa lapisan inversi dapat menyebabkan terjadinya dentuman di beberapa wilayah Indonesia belakangan ini.
 
Masyarakat Indonesia pada beberapa pekan terakhir memang melaporkan adanya suara dentuman yang muncul di sejumlah daerah seperti di Buleleng, Lampung, dan Malang.
 
“Selain karena adanya benda ilmiah yang masuk atmosfer, fenomena dentuman tersebut bisa juga muncul akibat adanya lapisan inversi di atmosfer,” kata peneliti Sains Atmosfer Dr. Erma Yulihastin, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs LAPAN pada Selasa, 9 Februari 2021.

Baca Juga: Hindari 6 Kesalahan Terbesar Ketika Bekerja Dari Rumah, Salah Satunya Jangan Pakai Pakaian Tidur

Ia pun mengungkapkan bahwa lapisan inversi adalah lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin.
 
Pada kondisi normal, suhu atmosfer turun bersama ketinggian sehingga lapisan atmosfer yang dingin berada di atas lapisan atmosfer yang hangat.
 
Namun pada lapisan inversi terjadi sebaliknya, lokasi  lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin disebut sebagai inversi (terbalik).
 
Sementara itu, Tim Reaksi Analisis Kebencanaan (TREAK) dari Lapan menjelaskan lapisan inversi biasa terjadi pada malam dan dini hari.

Baca Juga: Hari Pers Nasional Digelar Saat Pandemi, Airlangga Hartarto: Pers Harus Junjung Tinggu Nilai Independensi

Hal ini karena udara di dekat permukaan mendingin (pendinginan radiatif), sementara udara di atasnya tetap hangat.
 
Lapisan inversi juga dapat terjadi karena aliran udara hangat/dingin (adveksi) dan bertemunya udara hangat/dingin (front).
 
Lapisan inversi merupakan sesuatu yang biasa dan normal terjadi dalam dinamika atmosfer.
 
Inversi dapat terjadi di dekat permukaan hingga lapisan batas sampai dengan 5 km, bahkan terjadi pada ketinggian sekitar 17 km (tropopause), dan luasnya bervariasi dari skala lokal hingga regional.

Baca Juga: Ustaz Maaher Meninggal Dunia di Usia 28 Tahun, Husin Shihab: Perkara Dia di Dunia Sudah Selesai 

Lapisan inversi menahan pengangkatan udara ke atas (konveksi) sehingga dapat mengakibatkan terkumpulnya energi di dekat permukaan dan dilepaskan dalam bentuk thunderstorm yang kuat.
 
Lapisan inversi juga dapat menyebabkan cuaca yang berkabut dan menahan polutan berada di dekat permukaan.
 
Lapisan inversi dapat menyebabkan suara dipantulkan atau dibelokkan sampai ke tempat yang lebih jauh.
 
Namun, hingga saat ini belum pernah ada bukti jika suara yang dipantulkan lapisan inversi dapat memecahkan kaca.

Baca Juga: Dituduh Terlantarkan Putra Angkatnya Hanya demi Konten, Ashanty Meradang: Mereka Lakukan Kebohongan Publik 

Keberadaan dari lapisan inversi juga perlu dibuktikan dengan data, misalnya dari pengukuran radiosonde (alat pengukur profil vertikal atmosfer yang diterbangkan balon) atau alat lainnya.
 
Energi suara yang merambat akan mengalami pelemahan yang cepat bersama jarak, apalagi jika mengalami pemantulan, dimana sebagian besar energi akan diserap atau diteruskan.
 
Untuk memecahkan kaca diperlukan energi suara yang cukup kuat, shock, blast, atau proses resonansi dengan frekuensi yang tepat.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: LAPAN


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x