Khutbah Jumat Singkat Terbaru 2021: Ketika Sehat Lupa, di Kala Sakit Ingat

- 4 November 2021, 11:01 WIB
Ilustrasi. Teks Khutbah Jumat singkat terbaru 2021 tentang ketika sehat lupa, di kala sakit ingat.
Ilustrasi. Teks Khutbah Jumat singkat terbaru 2021 tentang ketika sehat lupa, di kala sakit ingat. /Pixabay

PR BEKASI - Berikut ini teks Khutbah Jumat terkait ketika sehat lupa, di kala sakit ingat.

Teks Khutbah Jumat ini bisa dibawakan oleh khatib dalam ibadah Jumat pada 5 November 2021.

Teks Khutbah Jumat tentang ketika sehat lupa, di kala sakit ingat ini bisa diamalkan bagi para jamaah Jumat.

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru 2021: Bahaya Hasad bagi Peradaban Manusia

Terkait materi tersebut ditulis oleh Anggota Grup Jaringan Anak Panah, Alumnus SMK Muhammadiyah 1 Kota Yogyakarta.

Berikut teks Khutbah Jumat yang dilansir dari laman Suara Muhammadiyah oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Kamis, 4 November 2021.

Teks Khutbah Jumat tentang Ketika Sehat Lupa, di Kala Sakit Ingat

Khutbah Pertama

اَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّد وَعَلَى اَلِهَ وَ اَصْحَبِهَ وَمَنْ وَّالَاهُ اَمَّا بّعْدُ فَيَاعِبَدَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَأِيَّايَ بِتَقْوَى االلهِ حَقَّ تُقَاتِهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ

Sidang Jumat yang terhormat

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru 2021: Tiga Amalan Terbaik di Dunia

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Pemberi atas persembahan nikmat sehat yang kini tengah kita rasakan dalam pekik Covid-19.

Melalui percikan nikmat sehat-Nyalah kita dapat terbebas dari serangan Covid-19 sehingga mampu menunaikan salat Jumat dengan khusyuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
 
Shalawat dan salam semoga tercurah pada Nabi Muhammad SAW, sang patron kemanusiaan yang perangai-perangainya dapat dibingkai dan dijadikan mata air keteladanan agar termanifes insan mencerahkan semesta.

Sidang Jumat yang terhormat

Kehidupan telah bertransformasi menjadi kegetiran. Ia muncul atas terjadinya peristiwa mengerikan. Boleh jadi peristiwa itu diangkat atas perestuan Ilahi untuk menyadarkan alam pikir manusia agar senantiasa ingat kepada-Nya.

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru 29 Oktober 2021: Mempersiapkan Bekal Sebelum Kematian

Serpihan ragam peristiwa selalu membawa 'ibrah dan tamsil berharga untuk kita jadikan bahan kontemplasi diri agar tidak terjebak dalam sangkar-besi kesilauan duniawi.

Covid-19 menjadi bukti dari pantulan kegetiran itu. Semula kita tak percaya, namun dengan berjalannya waktu dan satu per satu orang-orang terkasih di sekitar kita wafat karena Covid-19.

Memberikan bukti nyata jika kejadian ini sungguh benar adanya, tidak konspirasi. Hanya dengan serangan Covid-19, dunia murung dan sistem kehidupan kita berubah secara komprehensif.

Dalam masa ini, segelintir dari kita banyak mengalami penurunan kondisi tubuh (sakit).

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru 2021: Tiga Sifat Muslim Sejati

Sakit kian merebak luas. Mungkin barangkali baru di era ini terjadi ‘sakit berjemaah’.
Dikatakan demikian karena hampir atau bahkan seluruh anggota keluarga tertimpa sakit.

Dan jenis penyakitnya pun hampir paralel: demam, flu, diare, pusing, nyeri sendi, dan sebagainya.

Ketika kita sakit, hal yang terbayang dalam alam pikir kita: 'Kapan bisa sembuh?' Ini menjadi pertanyaan umum dari kita tatkala sakit.

Namun, pernahkah kita mengubah pertanyaan itu dengan sebuah pernyataan: 'Betapa agungnya nikmat sehat yang diberikan Allah kepadaku?'

Pernyataan ini akan menghunjam jiwa kita yang selama ini melupakan nikmat tersebut. Nabi akhir zaman bersabda,

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru 2021 tentang Renungan Hidup: Menjadi Muslim yang Menentramkan

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Artinya: "Ada dua nikmat yang terlupakan (manusia lari daripadanya) yaitu kesehatan dan waktu luang". (HR Bukhari).

Sidang Jumat yang terhormat

Nikmat sehat menjadi nikmat Allah yang terbesar setelah nikmat keselamatan (Islam).
Selama ini, sadarkah kita bahwa setiap hari Dia membentangkan nikmat sehat kepada kita dengan memberikan oksigen (O2) secara gratis.

Bayangkan jika hidup tanpa oksigen, apa yang akan terjadi dengan kita?

Hal tersebut mengingatkan kita pada orang-orang yang kalang kabut mencari tabung oksigen untuk bisa menyelamatkan nyawa keluarga yang kini tengah terbaring lemah di bangsal UGD maupun ICU akibat terpapar Covid-19.

Baca Juga: Khutbah Jumat Bahasa Indonesia Terbaru 2021: Empat Perkara yang Kelak Ditanyakan pada Hari Kiamat

Di kala kita sakit, barulah ingat betapa mahalnya nikmat sehat.
Namun, di kala sehat kita justru melupakan waktu luang untuk bersyukur.

Ini adalah keanehan yang benar-benar terjadi pada makhluk berakal budi. Kita menjadi insan dungu dengan tidak cendekia dan arif dalam mensyukuri nikmat Allah. Dia menyatakan jika,

وَقَلِيلٞ مِّنۡ عِبَادِيَ ٱلشَّكُورُ

Artinya: "Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih". (Qs Saba’ [34]: 13).

Benarlah yang dilukiskan-Nya berkelindan dengan kenyataan sesungguhnya. Artinya, sedikit sekali kita yang mau bersyukur atas nikmat-Nya.

Baca Juga: Khutbah Jumat Bahasa Indonesia Terbaru 2021: Cara Menjaga Keluarga dari Api Neraka

Boleh jadi atas kelantaman meremehkan nikmat-Nya itu, dihantamlah deret penyakit agar kita sadar sebagai makhluk daif yang tidak memiliki kekuatan apapun kecuali Dia.

Karenanya penting sekali kita untuk bersyukur supaya Dia menambah (nikmat) kepada kita, demikianlah sumpah Allah dalam Qs Ibrahim [14]: 7.

Walaupun sakit dan sehat berkorelasi dengan kekuasaan-Nya, namun manusia wajib berusaha agar teraktualisasikan hidup yang sehat.

Baca Juga: Khutbah Jumat Bahasa Indonesia Terbaru 2021: Perintah untuk Berbuat Baik kepada Tetangga

Kesehatan itu penting, tanpa sehat maka hidup tak berarti. Karena sehat itu menyenangkan dan senang itu merupakan sayap dari menyehatkan.

Menjalani kehidupan di dunia ini tanpa sehat, seperti lost everything. Lindungilah tubuh kita dari segala hal yang berpotensi dapat mendatangkan benih penyakit.
Sudahilah mengonsumsi hal-hal yang merusak jaringan tubuh. Tahanlah diri kita dengan nafsu duniawi yang melampaui. Dekonstruksilah pola hidup kita sekarang juga agar tercipta hidup sehat lahir-batin.

 أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Halaman:

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Suara Muhammadiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x