Deretan Senjata Perang Rusia dan Ukraina, Mana yang Paling Berbahaya?

11 Maret 2022, 21:07 WIB
Ilustrasi Senjata. /Pixabay/WikiImages

PR BEKASI - Invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022 dengan serangan dari darat, laut maupun udara.

Serangan yang dilakukan Rusia ini dinilai yang terbesar sejak Perang Dunia Kedua.

Update terbaru dari invasi tersebut, Rusia sejauh ini hanya menguasai satu kota Ukraina - pelabuhan Sungai Dnipro selatan Kherson.

Baca Juga: Barbie Kumalasari Kehilangan Kalung Berlian, Raib Usai Kena Jambret di Parkiran, Kerugian sampai Rp400 Juta

Selama minggu pertama perang, Rusia beralih dari serangan strategis terhadap sasaran militer menggunakan rudal jelajah.

Kedua mereka memakai serangan darat terhenti dan saat ini strategi mereka pengepungan 3 kota besar di Ukraina, termasuk pemboman menggunakan artileri roket dan munisi tandan, terkadang terhadap bangunan tempat tinggal dan infrastruktur sipil.

Dengan tegas Moskow membantah menargetkan warga sipil, dan menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" untuk mmenyingkirkan para pemimpin yang dianggapnya nasionalis berbahaya.

Baca Juga: Nisfu Sya'ban, Berikut Ucapan untuk Sambut Malam Penuh Kemuliaan

Sementara, Ukraina dan sekutu Barat menyebutnya sebagai invasi tak beralasan yang telah menewaskan ratusan warga sipil.

Berikut adalah senjata yang dipakai saat perang Rusia dan Ukraina dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari Reuters,

1. Serangan rudal

Selama jam-jam awal invasi, rudal jelajah dikerahkan secara luas, dan rudal balistik jarak pendek presisi (SRBM) ditembakkan secara massal dalam perang untuk pertama kalinya.

Menurut perkiraan AS, serangan Rusia pertama mencakup lebih dari 100 rudal yang diluncurkan dari darat dan laut.

Senjata rudal yang dipakai Rusia saat Invasi ke Ukraina:

Baca Juga: Grimes dan Elon Musk Sambut Anak Kedua, Diberi Nama Exa Dark Siderael Musk

9K720 Iskander, setiap peluncur Iskander memiliki penutup lapis baja untuk rudal, dan kabinnya dikeraskan terhadap bahaya kimia, biologi, radiologi, dan nuklir, serta suhu ekstrem.

Kendaraan ini dapat berkendara off-road dan dapat melaju dengan kecepatan hingga 70 km/jam (43 mph) untuk 1.100 km (684 mil).

Iskander-M memiliki kemungkinan kesalahan melingkar (CEP) 5-7 meter, yang berarti setengah dari proyektil yang ditembakkan akan mendarat dalam lingkaran dengan radius sebesar itu.

Lalu, rudal 3M14 Kalibr dimana rudal ini memiliki daya jelajah dan memiliki jangkauan antara 1.500 hingga 2.500 km dengan memiliki berat 450 KG. Rudal ini diluncurkan dari laut dan udara.

Baca Juga: Menyesal Sambil Menangis, Olivia Nathania Akui Tentang CPNS Bodong

2. Perang di Darat dan Senjatanya

Di dua front utama di timur dan utara, Rusia sejauh ini tidak banyak menunjukkan kemajuannya, dengan dua kota terbesar Ukraina, Kyiv dan Kharkiv, bertahan menghadapi pemboman yang semakin intens.

Warga sipil Ukraina mendukung pasukan reguler saat mereka mencoba untuk mengusir kemajuan Rusia, termasuk melalui unit pertahanan sipil dan milisi independen yang telah terbentuk di seluruh daratan Ukraina.

Senjata di darat diantaranya NLAW Senjata Anti-tank Ringan Generasi Berikutnya atau Tank Tempur Utama dan Senjata Anti-tank Ringan dan peluru kendali Javelin.

Baca Juga: Pasukan Rusia Kepung Kiev dari Segalah penjuru, Ibu Kota Ukraina Terancam Jatuh

Untuk senjata paling berbahaya Drone Bayraktar TB2 yang disuplai Turki untuk Ukraina melawan Rusia, senjata ini sukses memukul mundur pasukan Rusia.

Kemudian MAM-L smart micro munition senjata mematikan milik Ukraina ini juga berbahaya, pasalnya berbentuk pesawat tak berawak.

3. Senjata dan Strategi Taktik Pengepungan

Rusia telah mengubah strateginya dari menyerang langsung pertahanan Ukraina menjadi perang pengepungan dalam beberapa hari terakhir.

Pasukan Rusia memperingatkan penduduk Kyiv untuk meninggalkan rumah mereka pekan lalu sebelum membombardir kota dan menghujani Kharkiv dengan roket.

Baca Juga: Cek Fakta, Indro Warkop Dikabarkan Tutup Usia, Simak Faktanya

Kepala wilayah Kharkiv Oleg Synegubov mengatakan serangan rudal Rusia telah menghantam pusat kota terbesar kedua di Ukraina, termasuk daerah pemukiman dan gedung administrasi regional.

Roket Grad shelling dan BM-21, BM-21 adalah salah satu dari sistem peluncuran roket ganda (MLRS) yang digunakan oleh tentara Rusia.

Satu batalyon 18 peluncur dapat mengirimkan 720 roket dalam satu tembakan. Roket tidak terarah dan memiliki presisi lebih rendah daripada artileri biasa.

Baca Juga: Rusia jadi Negara Termiskin di Eropa karena Serang Ukraina, Vladimir Putin Frustasi

Roket ini tidak dapat digunakan dalam situasi yang membutuhkan akurasi yang tepat. Untuk menghancurkan target.

Kemudian, senjata TOS-1 Buratino Sistem penyembur api berat.

TOS-1A adalah peluncur roket ganda yang dipasang pada sasis tangki. Roket artileri terarah dengan hulu ledak thermobaric digunakan untuk menembak.

Cluster munitions atau munisi tandan, Amnesty International dan Human Rights Watch keduanya mengatakan bahwa pasukan Rusia tampaknya telah menggunakan munisi tandan yang dilarang secara luas.

Baca Juga: Kesaksian Alumni SBM ITB Soal Awal Mula Konflik Dosen SBM dan Rektor ITB

Amnesty menuduh mereka menyerang sebuah prasekolah di timur laut Ukraina sementara warga sipil berlindung di dalamnya.***

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler