Ia memaparkan, prototipe drone telah mampu terbang hingga ketinggian sekitar 1.000 meter dan tetap di udara selama sekitar 20 menit.
Tim peneliti berharap untuk membuat drone yang lebih besar untuk mengakomodasi muatan yang lebih besar, termasuk sensor pencitraan untuk keperluan pertanian dan inspeksi udara.
Sementara, William Robert Alvisse dari Malaysian Unmanned Drones Activist Society mengatakan bahwa dengan adanya proyek tersebut, pihaknya telah membantu industri dan para petani.
"Peran kami di sini adalah membantu industri, para petani, untuk meningkatkan hasil panen mereka dan membuat pekerjaan mereka jauh lebih mudah," kata William Robert Alvisse dari Malaysian Unmanned Drones Activist Society, sebuah kelompok non-pemerintah yang membantu merancang drone dan memberikan saran tentang proyek.
Baca Juga: Siap Jadi Orang Pertama yang Divaksinasi Covid-19 di Jateng, Ganjar Pranowo: Presiden Saja Siap
Sebelum proyek diluncurkan pada 2017 lalu, batang nanas dibuang setelah masa panen sekali dalam setahun, tetapi petani berharap proyek drone akan mendorong lebih banyak inovasi untuk menemukan penggunaan limbah dan meningkatkan pendapatan mereka.
"Dengan masalah kesehatan, masalah ekonomi akibat Covid-19, masyarakat putus asa dan tidak ada alternatif untuk menambah pendapatan," kata Irwan Ismail, petani nanas Malaysia.***