Network
PIKIRAN RAKYAT - Lebih dari semiliar smartphone Android berisiko diretas karena mereka tidak lagi menerima pemutakhiran keamanan. Dua dari lima pengguna Andrioid bisa menjadi sasaran pelaku kejahatan siber.
Hal ini terjadi karena kelemahan keamanan dalam sistem operasi seluler tidak lagi dimutakhirkan oleh Google.
"Ponsel dan tablet, termasuk headset yang masih tersedia untuk dibeli dari pasar online seperti Amazon dapat dipengaruhi berbagai malware dan ancaman lainnya." Demikian pernyataan organisasi pengawas konsumen sebagaimana dilaporkan Sky News, Sabtu 7 Maret 2020.
Baca Juga: Mampu Kurangi Risiko Cacat pada Bayi, Simak 5 Manfaat Jagung bagi Tubuh
Baca Juga: Orang Bergolongan Darah O Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona, Pakar Kesehatan Buka Suara
Pengawas konsumen ponsel Andriod tersebut mengatakan, hal ini bisa mengakibatkan pencurian data-data pribadi pengguna.
"Ini bisa mengakibatkan data pribadi dicuri, dibohongi iklan, atau bahkan mendaftar ke layanan telefon dengan tarif premium," katanya.
Data Google menyebut, lebih dari 42 persen pengguna Android di seluruh dunia masih menggunakan Android veris 6.0 yang dikenal sebagai Marshmallow atau tipe sebelumnya.
Marshmallow dirilis pada Oktober 2015 dan belum menerima pemutakhiran keamanan sejak tahun 2019.
