"Pengalaman buruk itu terjadi hingga hari ini," tutur Jay Ann.
Baca Juga: Tak Selamanya Buruk, Biarkan Bayi Menangis Sendirian Tidak Akan Hambat Pertumbuhan
Banyak gamer dan streamer yang berasal dari ras kulit hitam ragu-ragu untuk bermain game online sebab mereka takut untuk menunjukkan wajahnya di depan orang lain.
Ketika orang-orang tahu bahwa mereka merupakan ras kulit hitam, mereka akan dijadikan sebagai target bullying.
Ketakutan para wanita kulit hitam itu bukannya tidak berdasar. Pelecehan seksual dan ras ini selalu terjadi hampir di setiap jenis kelompok game online.
Sebuah penelitian pada tahun 2019 menemukan bahwa dua dari tiga gamer wanita berkulit hitam telah dilecehkan secara rasis saat bermain game online.
53% di antaranya ditargetkan berdasarkan ras, agama, kemampuan, jenis kelamin, identitas gender, orientasi seksual, dan etnis mereka.
Berdasarkan laporan dari Metro, berbagai pelecehan yang terjadi di dunia game online juga merupakan permasalahan yang sedikit rumit bagi pihak kepolisian. Bahkan hingga kini, ada lebih dari ribuan insiden yang tidak ditindak lanjuti dan dipantau oleh pihak berwenang.
Oleh sebab itulah, Jay Ann menciptakan Black Girl Gamers (BGG) sebagai solusi dari kebutuhan orang-orang kulit hitam akan game online yang aman dari tindakan rasisme.