Etanol Langka di Pasaran, Molases Tebu Berpotensi Hasilkan Alkohol Hingga 90 Persen

- 13 April 2020, 10:38 WIB
TEBU berpotensi sebagai bahan baku alkohol jenis bioetnol yang dapat dijadikan bahan dasar produk handsanitizer.*
TEBU berpotensi sebagai bahan baku alkohol jenis bioetnol yang dapat dijadikan bahan dasar produk handsanitizer.* /Pixabay/

PIKIRAN RAKYAT – Alkohol khususnya etanol sebagai bahan dasar hand sanitizer kini mengalami kelangkaan akibat permintaan pasar yang melonjak sejak pandemi merebak di Indonesia.

Permintaan tersebut umumnya diperuntukkan bagi kebutuhan sterilisasi dan sanitasi.

Namun alkohol jenis bioetanol ternyata tidak kalah efektif untuk membunuh virus dan bakteri. Bahan baku yang dapat menghasilkan bioetanol pun banyak ditemukan di Indonesia.

Bahan baku pembuatan bioetanol bisa diperoleh dari sumber gula, sumber pati, dan sumber serat atau lignoselulosa.

Baca Juga: Bintang Timnas Kolombia Miguel Borja Klaim Sapinya Telah Diperkosa oleh Pecandu Narkoba 

Molases tebu merupakan produk industri gula yang dapat dijadikan sebagai salah satu sumber gula.

Ketersediaan molases tebu yang berlimpah memiliki potensi besar untuk mendatangkan keuntungan pada usaha biokonversi menjadi alkohol jenis etanol.

Kepala Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanian, Prayudi Syamsuri mengungkapkan proses pembuatan bioetanol dari molases tebut sangat mudah dilakukan dan terbilang sederhana.

“Pembuatan bioetanol dari molases tebu hanya perlu melewati dua tahap yakni fermentasi dan destilasi karena molases merupakan jenis bahan gula,” tutur Prayudi sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Badan Litbang Kementerian Pertanian.

Baca Juga: Dilirik Banyak Klub, Tottenham Hotspur Pagari Harry Kane dengan Harga Selangit 

Dalam proses fermentasi bioetanol, mikroorganisme yang digunakan adalah saccharomyces cerevisiae. Mikroorganisme tersebut akan memecah bahan berkarbohidrat menjadi etanol dan karbondioksida.

Penggunaan saccharomyces cerevisiae untuk proses fermentasi memerlukan pengondisian kadar gula awal yakni tidak melebihi 20 persen karena dapat menghambat aktivitas khamir dan tidak sempurnanya produksi bioetanol.

Selain itu, kadar gula yang terlalu tinggi akan mengakibatkan waktu fermentasi menjadi lebih lama dan kemungkinan besar hanya sebagian gula yang berubah menjadi alkohol.

Proses fermentasi harus dilakukan pada suhu ruang selama 24, 48, atau 72 jam setelah molases ditambahkan urea dan ragi. Kemudian dilakukan destilasi selama 3 hingga 4 jam.

Baca Juga: Kabar Baik, Tren Kasus Positif dan Meninggal di Italia Alami Penurunan Sejak 19 Maret 2020 

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan Badan Litbang, bioetanol dari molases tebu dengan tingkat bioetanol yang tinggi yaitu sekitar 40-45% dengan kadar alkohol lebih dari 90% dengan satu kali proses destilasi.

Badan Libtang Pasca Panen kini telah menggunakan molases tebu sebagai bahan baku produk hand sanitizer dan disinfektan.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x