Shou Zi Chew mengatakan kalau selama dua tahun ini TokTok telah membangun firewall agar data pengguna AS tertutup dan melindunginya dari akses asing tak tidak sah.
Baca Juga: Spoiler Boruto Episode 293: Kematian Boruto menjadi Perpisahan di Kisah Pertama, Kawaki Kalah
"Intinya adalah ini: data Amerika disimpan di tanah Amerika, oleh perusahaan Amerika, diawasi oleh personel Amerika," katanya, dikutip Patriot Bekasi dari Reuters.
Namun, pernyataannya itu tak mendapat dukungan dari anggota parlemen ataupun simpani atas jaminan yang diberikan Shou Zi Chew.
Pasalnya, mereka menganggap bahwa jawabannya hanya mengelak dan tak mengurangi kekhawatiran akan masa depan anak-anak AS terhadap pengaruh aplikasi tersebut.
Di sisi lain, ada juga tuduhan yang mengatakan TikTok telah mempromosikan konten yang mendorong anak-anak menderita gangguan makan, penjualan obat-obatan terlarang, hingga eksploitasi seksual.
"TikTok bisa saja dirancang untuk meminimalkan bahaya bagi anak-anak, tetapi demi keuntungan keputusan yang dibuat adalah untuk membuat anak-anak kecanduan secara agresif," tutur Perwakilan Demokrat, Kathy Castor.
Baca Juga: Pesawat Terbesar Antonov AN-124 Mendarat di Bandara Kertajati Majalengka
Menanggapi banyak pertanyaan dan pernyataan tajam, Shou Zi Chew mengatakan kalau masalahnya 'rumit' dan tidak unik bagi aplikasinya.
Dia mengatakan perusahaan sudah menggelontorkan dana lebih dari 1,5 miliar dollar demi keamanan data.