Jumat Berkah: Penjelasan Batasan Mertua Ikut Campur Dalam Rumah Tangga Menurut Islam

5 Maret 2021, 12:16 WIB
Ilustrasi rumah tangga. /Tuna Olger/PIXABAY

PR BEKASI - Beberapa pendapat mengatakan bahwa tidak mengapa mertua ikut campur dalam rumah tangga asalkan itu dalam hal kebaikan.

Apabila mertua memang punya niat baik, pasti beliau tidak akan memihak. Entah itu anaknya atau menantu, mana yang benar pasti dibela. Mertua harus bersikap adil.

Begitupun dengan menantu, hendaknya menyayangi mertua sebagaimana kasih sayangnya terhadap orang tua.

Menyenangkan hati mertua sama halnya dengan membahagiakan suami. Dan dalam islam, istri yang dapat membuat suami bahagia maka akan diberikan pahala berlipat ganda.

Baca Juga: Siap Gantikan Posisi AHY, Hasnaeni Moein: Saya Akan Ubah Partai Demokrat Jadi Partai Emas

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Video Menara Masjid di Palestina yang Ditembaki Tentara Israel, Simak Faktanya

Baca Juga: Kader Partai Demokrat Semalaman Jaga SBY dan AHY, Andi Arief: Moledoko Gunakan Jurus Nekat

Sebagaimana dijelaskan dalam hadist shahih:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata: "Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, siapakah wanita yang paling baik? Jawab beliau, 'Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci." (HR. An-Nasai)

Cara Menyikapi Mertua yang Selalu Ikut Campur

Sebenanarnya perilaku mertua ikut campur dalam rumah tangga bukanlah hal baru.

Ini sudah sering terjadi dan bisa dikatakan cukup wajar. Lalu bagaimana sikap kita sebagai menantu untuk menghadapinya? Berikut ini ulasannya.

Baca Juga: Aparat Myanmar Gunakan TikTok untuk Ancam Tembak Pengunjuk Rasa Anti Kudeta

1. Jangan Dibalas dengan Kejahatan

Apabila mertua melakukan hal-hal yang membuat hati kita jadi sakit, misalnya selalu mengeluh terhadap perbuatan kita, memerintahkan ini itu tiada henti, banyak menuntut dan sejenisnya.

Maka jangan dibalas dengan kejahatan juga. Islam memerintahkan agar kejahatan dibalas dengan kebaikan.

Mintalah petunjuk kepada Allah ta’ala. Perbanyak berdoa dan Anda bisa mendiskusikan baik-baik dengan suami. Namun bila sudah tidak tahan, Anda boleh bercerita kepada orang tua.

Baca Juga: Akun Twitter Dibajak Usai Bongkar Adanya KLB di Sumut, Andi Arief: Saya Duga Ini Dilakukan 'Kakak Pembina'

2. Tinggal Terpisah

Tinggal di rumah terpisah adalah cara terbaik untuk menghindari konflik dengan mertua.

Setidaknya jika Anda berumah tangga sendiri, kemungkinan mertua ikut campur lebih minim. Selain itu, Anda juga lebih bebas mengatur kehidupan Anda sendiri tanpa ada rasa sungkan.

Sekali lagi, tindakan ini bukan berarti memisahkan suami dari orang tuanya.

Toh, Anda juga sudah berani meninggalkan rumah. Kalian bisa mencari kontrakan atau kos-kosan yang letaknya berdekatan dengan orang tua. Jadi bisa sering-sering berkunjung.

Baca Juga: PKS Dukung Anies Baswedan Jual Saham Bir PT Delta DJakarta

3. Berusaha Memahami Keinginan Mertua

Daripada terus mengeluh atas tindakan mertua, mengapa Anda tidak mencoba memahami keinginannya? Cobalah memposisikan diri Anda sebagai anaknya.

Bayangkan beliau adalah orang tua Anda. Dengan begitu akan terjalin ikatan yang kuat dari hati ke hati. Apabila beliau melakukan sedikit kesalahan, misal ucapannya menyakiti hati Anda maka maklumi saja. Cari tahu apa yang diinginkan beliau. Coba dekati secara perlahan, curi perhatiannya dan berusahalah menjadi pribadi yang ramah.

4. Berbicara dengan Suami

Apabila Anda masih bingung apa yang diinginkan mertua atau mungkin Anda merasa tidak nyaman, maka cobalah berdiskusi dengan suami.

Ceritakan tentang apa yang terjadi, perasaan Anda, dan apa yang Anda mau. Cobalah membuat keputusan yang adil dan tidak mendzolimi salah satu pihak.

Sebagai suami, tentunya punya tanggung jawab yang besar atas kebahagiaan istri. Suami harus bisa melindungi istrinya sekaligus berbakti pada orang tua. Suami juga tidak boleh memihak. Mana yang benar itulah yang harus dibela.

Baca Juga: Senang Elektabilitas PSI Kedua Setelah PDIP di DKI, Tsamara Amany: Alhamdulillah Berta Positif dari Jakarta

5. Mengajak Mertua Sama-Sama Belajar Agama

Tak ada salahnya sesekali mengajak mertua untuk ikut kajian agama. Anda bisa berbicara dengan sopan dan santun. Bilang saja Anda ingin jalan-jalan bareng selagi ada waktu senggang.

Aktivitas ini bisa mendekatkan hubungan Anda dengan mertua. Selain itu, dengan belajar ilmu agama maka mertua juga akan lebih mengerti tentang bersikap sesuai syariat islam. InsyaAllah berkah sebab tujuan Anda juga baik.

6. Berbicara dengan Orang Tua

Apabila masalah sudah terlalu runyam, dan Anda tidak mampu menyelesaikannya sendiri. Sementara suami juga berpihak pada mertua.

Maka tak ada jalan lain kecuali Anda meminta bantuan kepada orang tua.

Saat menjelaskan masalahnya kepada orang tua jangan sambil marah-marah, karena itu bisa menyulut emosi mereka. Ujung-ujungnya malah bertengkar.

Baca Juga: Jhoni Allen Sebut SBY 'Tak Berkeringat', Wayan Sugiana: Tanpa Pak SBY, Tidak Ada Partai Demokrat

Jadi lebih baik ceritakan dengan baik-baik, gunakan bahasa yang sopan. Sebisa mungkin cobalah menyelesaikan masalah dengan cara yang damai.

Perlu diketahui bahwa menikah itu perjuangan dan pengorbanan.

Tidak ada pernikahan yang cuma senang-senang aja. Pastilah ada masalah. Namun bila kedua pasangan bisa tetap berkomitmen, memegang teguh agama dan bersikap saling percaya maka insyaAllah segala permasalahan bisa dilalui dengan baik.

Jangan takut menikah sebab menikah itu ibadah. Selain itu, setiap manusia memang sudah diciptakan berpasangan.

Menikah bisa membuat hati lebih tenang dan menghindarkan dari perbuatan zina.Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:

Baca Juga: Video Detik-detik Balita Jatuh dari Lantai 12 Apartemen Berhasil Diselamatkan Kurir Makan di Vietnam

"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan.

Jika mereka miskin Allah akan mengkayakan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) dan Maha Mengetahui." (QS. An Nuur: 32).

"Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik." (Qs. An Nahl: 72).***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: dalamislam

Tags

Terkini

Terpopuler