Selain Jenis Kelamin, Simak Beberapa Pertanyaan yang Wajib Orang Tua Tanyakan Saat Kelahiran Bayi

- 5 Juni 2021, 07:52 WIB
Ilustrasi bayi baru lahir.
Ilustrasi bayi baru lahir. /Mirror

PR BEKASI - Kelahiran anak memang ditunggu-tunggu oleh setiap orang tua.

Saat penanganan kelahiran, orang tua biasanya menanyakan jenis kelamin si anak yang baru saja dilahirkan.

Namun menurut pakar, hal itu tidak cukup. Namun orang tua berperan penting untuk menanyakan dan mendeteksi kelainan genital anak sejak dilahirkan.

Baca Juga: Aneh! Wanita Ini Tiba-tiba Kembali ke Rumah Usai Dinyatakan Meninggal karena Covid-19

Melalui penanganan medis cepat dan tepat membantu buah hati memiliki kualitas hidup lebih baik ke depannya.

Seperti yang disampaikan Dr. dr. Irfan Wahyudi, Sp.U (K) dari Departemen Urologi RSCM, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjelaskan ada waktu-waktu penting di mana orangtua bisa mendeteksi kelainan secara dini, yang pertama adalah ketika bayi baru dilahirkan.

"Selain jenis kelamin, tanyakan kepada dokter identifikasi genital anak seperti panjang penis
dan lokasi lubang kencing," kata Dokter Spesialis Urologi Siloam Hospitals ASRI dalam webinar kesehatan seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Sabtu, 5 Juni 2021.

Baca Juga: Arie Untung Disebut 'Satpam' Surga usai Soroti Haji 2021, Warganet: Bangsa Lain Juga Belum Ada Kepastian

Tak hanya itu, orangtua bisa mendeteksi kelainan pada anak saat memandikan buah hati hingga melatih anaktoilet training.

Pada masa-masa itu, interaksi orangtua dengan buah hati sangat dekat dan ibu maupun ayah bisa mengamati tubuh anak secara seksama bilamana ada sesuatu yang abnormal.

Ketika anak akan disunat, minta dokter yang terlibat untuk memeriksa anak untuk memastikan tidak ada kelainan.

Baca Juga: Populasi Muslim Semakin Meningkat, Jumlah Masjid dan Jemaah Salat Jumat di AS Terus Bertambah di 2020

"Kelainan genital pada anak merupakan sesuatu yang mudah dilihat, diraba, dan diobservasi dengan kedua mata. Orangtua mempunyai peran penting untuk ikut mengenali kelainan
genitalia anaknya, khususnya di awal 2 tahun pertama kehidupan saat mereka membantu memandikan, mengganti popok hingga mengajari toilet training," tuturnya.

Meskipun kasus seperti itu lebih banyak terjadi pada anak laki- laki, tidak tertutup kemungkinan anak perempuan pun bisa mengalaminya. Jika ada kecurigaan, dia menyarankan untuk segera periksakan ke dokter agar mendapat tindakan segera dan tepat.

"Jangan sampai telat sehingga berakibat anak mulai mengalami kebingungan akan identitas gendernya ataupun mengalami gangguan psikologis," katanya.

Baca Juga: 319 Sekolah di Kota Bandung Siap Lakukan Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka secara Terbatas

Diagnosis dini penting karena dengan demikian penanganan pun bisa semakin cepat dan berdampak lebih positif terhadap pasien.

Kelainan hipospadia, misalnya, di mana letak lubang saluran kemih bukan di ujung penis tetapi bagian bawah batang penis, idealnya terdeteksi dan ditangani saat anak berusia 6-24 bulan.

Proses penyembuhan lebih cepat, selain itu operasi tidak seberat saat dewasa ketika jaringan lebih kaku dan keras.

Baca Juga: Haji 2021 Batal, Kemenag: Bukan Hanya Indonesia, Semua Negara Belum Dapat Kuota

Dia menjelaskan, kasus kelainan genital karena bawaan lahir umumnya terjadi akibat pembentukan organ genitalia yang tidak sempurna selama bayi di dalam kandungan.

Proses pembentukan organ genitalia ini melibatkan banyak faktor, mulai dari faktor genetik (kromosom seks), gonad, hormon, hingga reseptor hormon.

Gangguan pada salah satu atau beberapa faktor dalam proses pembentukan ini akan dapat menyebabkan kelainan genital.

Masih menurut dia, tantangan yang dihadapi dalam tatalaksana penyakit kelainan genital adalah sebagian besar masyarakat Indonesia relatif tidak terbuka untuk mendiskusikan kelainan genitalia pada keluarga mereka.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah