Burung yang tidak difasilitasi kemampuan bercocok tanam, dapat memenuhi kebutuhannya.
Baca Juga: Kajian Ramadhan: Kisah Shalih al-Mursi Mimpi Bertemu Ahli Kubur Lusuh yang Tak Didoakan
Lalu kenapa manusia yang diberikan banyak perangkat kemampuan, terus mengeluhkan rezekinya.
Meskipun mengeluh itu wajar dan tidak haram. Setiap manusia berhak mengadukan keluhannya kepada Tuhan. Karena itu Tuhan memberikan hak berdoa kepada manusia.
Jadi, nasihat Nabi Isa di atas bukan soal boleh-tidaknya mengeluh, tapi lebih kepada bagaimana agar manusia bisa berkembang secara spiritual dan mental.
Baca Juga: Meme Dancing Coffin Pallbearer Kini Dibuat Versi Miniaturnya Oleh Perusahaan Hong Kong
Artinya, nasihat di atas bertujuan mendidik jiwa manusia agar tidak rapuh dan mudah berputus asa, apalagi jika keputus-asaan itu dicarikan alasan logisnya.
Seperti dalam kitab tersebut (terjemah bebas): “Burung memiliki sayap, sedangkan kami tidak.”
Kemudian Nabi Isa mengubah objek i’tibârnya ke keledai dan sapi liar yang tetap gemuk, gempal dan banyak makannya tanpa bercocok tanam.
Baca Juga: Saham BUMN Dinilai Lebih Sulit Pulih dari Dampak Pandemi Virus Corona