Cek Fakta: Jamaah Islam Nusantara Dikabarkan Salat di Tempat Bertandakan Salib

15 Agustus 2020, 15:41 WIB
Foto hoaks soal jamaah Islam Nusantara yang melaksanakan salat di tempat ibadah bertandakan Salib. /Turn Back Hoax

PR BEKASI - Pemilik akun Facebook bernama Munzirin mengunggah foto beberapa orang yang sedang menunaikan ibadah salat namun di belakangnya terdapat penampakan tanda salib di dinding.

Akun tersebut juga menambahkan narasi yang dinilai provokatif dan mengandung unsur SARA.

Berdasarkan hasil penelusuran yang dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs Turn Back Hoax Mafindo, foto tersebut memang benar dan bukan editan, namun narasi yang disampaikan termasuk kategori yang menyesatkan.

Baca Juga: Sanjung Pidato Kenegaraan Jokowi, Pengamat: Lebih Komprehensif dan Tidak Ada Isu yang Tercecer 

Berikut narasi lengkap unggahan tersebut:

Islam Nusantara itu nabinya siapa ya…? Tuhannya Yesus juga ya…..? terus kitabnya mungkin kitab STENSIL….??,” tulis narasi yang beredar.

Pemilik akun Facebook bernama ShonHaji Zuhri pun memberikan klarifikasi atas informasi yang menyesatkan tersebut.

Foto tersebut adalah foto PAC. IPNU/IPPNU, Kecamatan Sagulung, Kota Batam yang sedang melaksanakan ibadah Salat Maghrib saat diundang ke acara pentas seni di Jambore Pelajar Katolik yang diadakan di Yayasan Tunas Karya. Pada saat itu sedang turun hujan dan Masjid jaraknya cukup jauh dari lokasi acara.

Baca Juga: Kerja Kabinetnya Dinilai Lebih Buruk, PKS: Ini Momentum untuk Reshuffle, Pak Jokowi! 

“Foto-foto yang beredar mengenai orang-orang yang sedang melaksanakan kewajiban salat (maghrib) dan saat ini viral itu bukan editan, tapi banyak #PELINTIRAN (dikatakan salat di gereja), karena saya (ShonHaji) salah seorang yang ada di dalamnya,” kata ShonHaji dalam klarifikasinya.

Dalam klarifikasinya, dirinya pun menuturkan kronologi pada saat kejadian tersebut berlangsung.

“Kita harus mulai dari tema. Tema Jambore MBPA diambil juga dari Tema Jambore Nasional yang mengangkat isu tentang Kebhinekaan. Sebelum hari H ada masa Pra Jambore yaitu animasi modul-modul yang mengarah pada tema termasuk Modul Kebhinekaan. Pada modul ini Pelajar Remaja belajar bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar terdiri dari berbagai suku, bahasa, budaya dan Agama,” katanya.

Baca Juga: UMKM Beromzet di Bawah Rp1 Miliar Gratis Biaya Sertifikasi Halal Kemenag 

“Oleh karena itu, membutuhkan sikap saling menghormati dan menghargai berbagai keragaman tadi yang dimulai dan ditumbuhkan sejak usia dini,” katanya menambahkan.

Selain itu, dia juga mengatakan bahwa Jambore tersebut dilakukan pada tahun 2018 silam, tepatnya pada tanggal 22-25 Juni 2018.

“Kepanitiaan mengundang Pelajar NU untuk menampilkan Kesenian yang bertemakan kebangsaan dan keberagaman yang dijadwalkan pada tanggal 23 Juni 2018 dimulai pukul 20.00 WIB,” ucapnya.

“Pada saat rombongan Adik-adik IPNU/IPPNU dikawal beberapa anggota Banser sampai lokasi acara, ternyata sudah masuk waktu salat maghrib dan akhirnya rombongan melakukan salat maghrib berjamaah di sebuah gedung yang ada salibnya. Saat ini kejadian tersebut sudah mulai viral karena foto-fotonya dibagikan di medsos,” katanya.

Baca Juga: Indonesia Diambang Resesi, DPR: Jangan Beri Optimisme Berlebih, Contohlah Tiongkok atau Vietnam 

Kemudian, dia mengatakan ada pertanyaan yang muncul, kenapa salat di tempat ibadah umat lain, apakah dalam keadaan darurat?

Menurutnya, gedung itu bukan tempat ibadah/gereja melainkan asrama/aula yang lokasinya terpisah dari gereja dan telah steril dari hewan yang dalam hukum Islam dihukumi najis mugholadhoh.

“Kami sudah berusaha mencari Masjid/Musala terdekat, namun jika kami sampai ke Masjid terdekat dengan jarak yang jauh dan harus kami tempuh dengan jalan kaki (karena begitu sampai lokasi, mobil yang mengantar kami langsung meninggalkan lokasi dan kembali ke lokasi pada jam 22.00 WIB),” katanya.

“Maka kami meyakini jika kami memaksakan diri harus melaksanakan salat maghrib di Masjid terdekat maka waktu salat (Maghrib) akan habis, sementara itu kami tidak mungkin juga melaksanakan salat di lapangan yang ada di lokasi, karena keadaan cuaca (gerimis) dan lapangannya basah akibat guyuran air hujan selama 2 hari,” ucapnya.***

 
Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Turn Back Hoax

Tags

Terkini

Terpopuler