Cek Fakta: Cairan yang Disuntik ke Jokowi Dikabarkan Tidak Berkurang Alias Masih Utuh, Ini Faktanya

- 18 Januari 2021, 11:29 WIB
Beredar narasi yang mengklaim cairan vaksin Covid-19 Sinovac yang disuntikkan kepada Jokowi masih utuh.
Beredar narasi yang mengklaim cairan vaksin Covid-19 Sinovac yang disuntikkan kepada Jokowi masih utuh. /YouTube Setpres

PR BEKASI - Baru-baru ini beredar narasi di media sosial yang mengklaim bahwa cairan vaksin Covid-19 Sinovac yang disuntikkan kepada Presiden Joko Widodo alias Jokowi masih utuh atau tidak berkurang.

Padahal seharusnya cairan dalam alat suntik berkurang jika sudah disuntikkan.

Namun berdasarkan penelusuran fakta yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Turn Back Hoax, Senin, 18 Januari 2021, narasi yang mengklaim cairan yang disuntikan kepada Jokowi masih utuh adalah klaim yang keliru atau hoaks.

Baca Juga: Pengakuan Putra Syekh Ali Jaber, Al Hasan Ali Jaber Sebut Tak Menangis saat Tahu Ayahnya Wafat 

Narasi tersebut beredar di media sosial Facebook dan diunggah oleh akun Muji Hartati pada 15 Januari 2021 dengan narasi sebagai berikut:

COBA PELOTOTI GUYS … CAIRAN VAKSIN MASIH UTUH

Faktanya, Ketua PB IDI Daeng Mohammad Faqih telah menegaskan bahwa penyuntikkan yang dilakukan oleh Prof Abdul Muthalib sudah benar.

Sebab, dirinya juga disuntik oleh orang yang sama, Prof Abdul Muthalib juga mengaku bersyukur tidak ada halangan saat dirinya menyuntikkan vaksin Covid-19 tersebut ke Presiden Jokowi.

Baca Juga: Singgung Kapolri di Masa Soekarno, Kompolnas: Dipimpin Senior atau Junior Bukan Masalah 

Pernyataan Daeng Mohammad Faqih ini juga menjawab opini dari Taufiq Muhibbuddin Waly, seorang dokter yang berasal dari Cirebon.

“Setelah melihat berkali-kali video itu dan berdiskusi dengan para dokter serta para perawat senior, maka saya menyimpulkan bahwa vaksinasi yang Anda lakukan adalah gagal,” ujar Taufiq.

Taufiq beralasan, suntikan vaksin seharusnya menembus otot atau dalam bahasa kedokteran disebut sebagai intramuskular dan dilakukan dengan tegak lurus 90 derajat.

Menurut Taufiq, penyuntikan vaksin Covid-19 ke tubuh presiden Joko Widodo tidak dilakukan dengan benar, maka vaksin tidak menembus otot dan tidak akan memiliki efek perlindungan.

Baca Juga: Inter vs Juventus: Vidal Jadi Pencetak Gol Kedelapan dalam Sejarah Derby D'Italia 

Taufiq juga menyinggung risiko terjadinya Antibody Dependent Enhancement (ADE), kondisi ketika virus mati yang ada di dalam vaksin masuk ke jaringan tubuh lain dan menyebabkan masalah kesehatan.

Namun Daeng Mohammad Faqih membantah, pernyataan tersebut merupakan suatu opini dari penulis dan bukan berdasarkan data serta kajian ilmiah.

“Itu opini karena yang pertama, yang bersangkutan tidak ada di tempat saat penyuntikan. Jadi dia tidak tahu kondisi di sana,” tuturnya.

Daeng menegaskan bahwa penyuntikan yang dilakukan oleh Prof Abdul Muthalib sudah benar, sebab ia pun disuntik oleh orang yang sama.

Baca Juga: Kritik Prestasi Pemprov Jakarta Soal Turunnya Kemacetan, Ferdinand Hutahaean: Ini Pembodohan Publik 

“Kedua, kenapa saya bantah, saya juga disuntik oleh orang yang sama yang menyuntik presiden, masuk ke otot suntikannya,” tegasnya.

Terkait reaksi ADE yang bisa muncul usai vaksinasi virus Corona, Daeng menjelaskan bahwa vaksin Sinovac sudah diuji klinis oleh PT Bio Farma dan peneliti dari Universitas Padjajaran, dalam hasil penelitian yang dilaporkan ke BPOM pun tidak ditemukan adanya reaksi tersebut.

“Maka sekali lagi saya tegaskan, itu hanya opini karena penulis tidak berdasarkan fakta dan uji klinis. Sehingga pendapat itu tidak boleh diikuti, tidak valid, dan tidak kredibel,” ucapnya.

Sementara itu, penyuntik vaksin Prof Abdul Muthalib mengaku sedikit gemetaran saat menyuntikkan vaksin Covid-19 ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena hal ini adalah yang pertama kalinya ia lakukan sepanjang kariernya di dunia kesehatan.

Baca Juga: Sindir Anies Baswedan Soal Flyover 'Mewah' Tapal Kuda, Ferdinand Hutahaean: Berapa Nilai Proyeknya? 

“Ya namanya menyuntik orang pertama di Indonesia, tentu ada perasaan itu juga. Tapi pada saat penyuntikan itu tidak masalah hanya penyuntikan saja gemetaran,” ujar Abdul Muthalib.

Abdul Muthalib mengaku bersyukur tidak ada halangan saat dirinya menyuntikkan vaksin Covid-19 tersebut ke Presiden Jokowi. Presiden Jokowi juga tidak merasakan sakit pada saat disuntik.

“Alhamdulilah saya berhasil menyuntikkan vaksin ke Bapak Presiden. Bahkan tidak ada pendarahan sama sekali,” katanya.

Dalam video penyuntikan yang disiarkan langsung, tampak jelas jarum suntik itu menancap. Dari perhitungan, jarum suntik itu menancap di tubuh Presiden sekitar sembilan detik.

Baca Juga: 'Berkah' Masa PPKM bagi Pemkab dan Pengelola Wisata di Garut 

Kita bisa cek di kanal Youtube Sekretariat Presiden terkait vaksinasi tersebut. Durasi sembilan detik itu dapat dilihat dari menit ke-32 detik ke-4 hingga detik ke-13.

Terkait isu bahwa cairan vaksin tidak masuk ke tubuh Jokowi, itu juga terbantahkan. Kita bisa perhatikan bagian berwarna hitam pada suntik tersebut.

Perhatikan lagi pada menit ke-32 detik ke-4. Bagian hitam pada suntik, masih jauh dari jarum suntik atau bagian berwarna tosca. Cairan vaksin berada di antara dua bagian itu. Kemudian pada menit ke-32 detik ke-13, bagian hitam pada suntik itu menempel atau dekat sekali dengan bagian tosca.

Artinya, cairan vaksin sudah keluar dari suntik dan masuk ke tubuh Jokowi.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Turn Back Hoax


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x