Cek Fakta: Benarkah Ijazah Jokowi Saat SMA Tidak Diakui dan Palsu? Ini Faktanya

- 22 Januari 2021, 11:41 WIB
Beredar narasi di media sosial yang menyebutkan ijazah SMA Presiden Joko Widodo palsu.
Beredar narasi di media sosial yang menyebutkan ijazah SMA Presiden Joko Widodo palsu. /Kolase foto dari Instagram dan Facebook Bam Bang Tri

PR BEKASI - Baru-baru ini beredar sebuah narasi di media sosial yang mengeklaim bahwa ijazah SMA Presiden Joko Widodo alias Jokowi adalah palsu.

Pasalnya, SMPP Surakarta tempat Jokowi menempuh pendidikan menengah atas, diklaim baru meluluskan murid angkatan pertama di tahun 1981.

Gambar tersebut pun mengeklaim bahwa Kepala Sekolah SMA 6 Surakarta saat ini, Agung Wijayanto, telah disuap oleh Jokowi agar mau melegalisir ijazah palsunya.

Namun bersarkan penelusuran fakta yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Turn Back Hoax, Jumat, 22 Januari 2021, narasi yang mengeklaim ijazah SMA Jokowi palsu adalah narasi yang keliru atau hoaks.

Baca Juga: Soal Bupati Sleman Positif Covid-19 Meski Sudah Divaksinasi, Begini Penjelasan dr. Tirta 

Narasi tersebut beredar di media sosial dan diunggah oleh pemilik akun Facebook Bam Bang Tri dengan narasi lengkap sebagai berikut:

"Wajah sang pembohong Agung Wijayanto yang menutupi kepalsuan ijazah SMA Jokowi yang dia legalisir sehingga dianggap tidak palsu oleh KPU!

Tahun 1980 SMPP 40 Surakarta belum pernah meluluskan murid. Lulusan pertama SMPP Surakarta adalah tahun 1981. Kok Agung melegalisir ijazah SMPP Jokowi yang bertahun kelulusan 1981?

Berapakah bayaran yang diterima Agung. KPK bisa menciduk Agung karena disuap Jokowi"

Baca Juga: Dikabarkan Kritis karena Covid-19, Eks Persija: Kalau Ada Salah, Gua Minta Maaf 

Faktanya, Jokowi adalah benar merupakan lulusan SMPP Surakarta angkatan pertama, pada tahun 1980. 

SMPP Surakarta telah berdiri sejak tahun 1975 yang kemudian berubah nama menjadi SMA 6 Surakarta di tahun 1985. Legalisir ijazah kelulusan Jokowi dari SMA 6 Surakarta adalah sah. 

Kepala Sekolah SMA 6 Surakarta saat ini, Agung Wijayanto menjelaskan bahwa sebenarnya SMA 6 Surakarta telah berdiri sejak tahun 1975 dengan nama awal SMPP (Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan).

SMPP tempat Jokowi bersekolah, kemudian diubah namanya melalui Surat dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 353/0/1985 menjadi Sekolah Menengah Umum Atas atau saat itu disebut SMA 6 Surakarta.

Baca Juga: Harga Daging Sapi Masih Melambung, Pedagang Curhat ke Wakil Wali Kota Bekasi 

Jokowi masuk di SMPP (SMA 6) sebagai angkatan pertama di tahun 1976 dan lulus di tahun 1980. Jadi, pernyataan bahwa SMPP Surakarta baru meluluskan angkatan pertama di tahun 1981 adalah salah.

Selain itu, mengenai keaslian ijazah sarjana Jokowi, Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta telah mengonfirmasi keasliannya.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat UGM Wiwit Wijayanti menjelaskan ijazah Jokowi dikeluarkan pada 5 November 1985. Ijazah itu ditandatangani oleh Dekan UGM Prof Dr Soenardi Prawirohatmodjo M.S, M.D dan Rektor UGM Prof DR T Jacob M.S M.D.

“Ijazah dikeluarkan setelah beliau berhasil menempuh pendidikan sarjana selama lima tahun,” ujar Wiwit.

Baca Juga: Tanamkan Investasi di Bisnis Ganja, Rapper Jay-Z Sumbangkan 1 Juta Dolar sebagai Modal 

Sebelum memperoleh gelar, Jokowi telah  mengikuti ujian skripsi pada 23 Oktober 1985 dengan judul “Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis Pada Pemakaian Akhir di Kotamadya Surakarta”.

Saat itu, Presiden Jokowi mendapat bimbingan dari Profesor Achmad Soemitro dengan dekan Fakultas Kehutanan saat itu Profesor Soenardi Prawirohatamdjo pada 1985.

Sementara ijazah atas nama “Joko Widodo” dari Fakultas Kehutanan UGM salah satunya diunggah di artikel berjudul “Bertemu di UGM, Presiden Jokowi Cerita Galaknya Dospem Skripsi” di salah satu media berita pada 19 Desember 2017.

Salah satu dosen pembimbing skripsi Jokowi di UGM, Kasmujo juga membeberkan IPK Presiden RI itu saat menempuh bangku sarjana di sana.

Baca Juga: Viral Bocah Meme 'Nggak Bisa Bahasa Inggris' Kini Dicari untuk Diberi Beasiswa 

"Walaupun katakanlah IP-nya dari 2,65 sampai 3,2 ya memuaskan. (IPK Jokowi) di bawah 3 sedikit. Tetapi sudah termasuk tinggi," ungkap Kasmujo.

Untuk skripsi yang digarap Jokowi, kata Kasmujo topiknya tidak jauh dari dunia mebel. Sementara objek penelitiannya dilakukan di Solo, tempat kelahiran Jokowi.

Sedangkan soal waktu yang dibutuhkan Jokowi untuk menyelesaikan skripsinya juga dinilainya tidak terlalu lama. Hampir sama seperti mahasiswa era 80-an pada umumnya.

"Skripsinya itu saya agak lupa, tetapi kira-kira yang normal enam bulan. Itu (Jokowi) lebih sedikit. Tidak terlalu (lama), dia disiplin memang," tuturnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Turn Back Hoax


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x