Cek Fakta: Beredar Rekaman Suara Mengerikan Pilot Sriwijaya Air Sebelum Jatuh ke Laut

- 22 Januari 2021, 18:21 WIB
Media sosial digegerkan dengan beredarnya sebuah rekaman suara yang disebut merupakan percakapan di antara pilot Sriwijaya Air sebelum meledak.
Media sosial digegerkan dengan beredarnya sebuah rekaman suara yang disebut merupakan percakapan di antara pilot Sriwijaya Air sebelum meledak. /Instagram jabarsaberhoaks

PR BEKASI - Baru-baru ini media sosial digegerkan dengan beredarnya sebuah rekaman suara yang disebut merupakan percakapan di antara pilot pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sebelum meledak dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.

Dalam narasi yang beredar, Sriwijaya Air disebutkan mengalami ledakan sebelum jatuh ke laut di Perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu, 9 Januari 2021.

Namun berdasarkan penelusuran fakta yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Jabar Saber Hoaks, Jumat, 22 Januari 2021, rekaman suara yang disebut merupakan percakapan di antara pilot Sriwijaya Air sebelum meledak adalah rekaman yang keliru atau hoaks.

Baca Juga: Dianggap Rendahkan Wanita Muslim Uighur, Twitter Kunci Akun Kedubes China untuk AS 

Rekaman suara itu beredar di media sosial dan diunggah oleh pemilik akun Facebook Sendi dengan narasi sebagai berikut:

"Rekaman suara pilot Sriwijaya sebelum meledak"

Berikut adalah cuplikan rekaman suara yang kami dapatkan dari Instagram @jabarsaberhoaks.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Jabar Saber Hoaks (@jabarsaberhoaks)

 

Faktanya, rekaman tersebut merupakan rekaman black box atau kotak hitam kecelakaan pesawat Adam Air pada 25 Maret 2008.

Baca Juga: Geger! Warga Tampak Pucat Usai Temukan 'Potongan Kaki Manusia' Tercecer di Jalan 

Detik-detik terakhir di cockpit Adam Air 574 yang terekam dalam kotak hitam tersebut diperkirakan bocor dari komputer Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang hilang.

Namun hal itu dibantah oleh Ketua Sub Komite Penelitian Kecelakaan Transportasi Udara KNKT, Frans Wenas.

"Pernah memang ada komputer KNKT yang hilang. Sudah lama itu. Tetapi di komputer itu tidak ada data penyelidikan Adam Air," kata Frans.

Frans menjelaskan, KNKT akan segera menggelar audit internal terkait bocornya rekaman percakapan antara pilot dan co pilot Adam Air naas yang jatuh di Majene, Sulawesi Barat pada 1 Januari 2007 lalu.

Baca Juga: Cek Fakta: Gelang Power Balance yang 'Hilang' Dikabarkan Ampuh Sembuhkan dari Covid-19 

"Minggu ini kami akan mengecek lagi semua proses tentang penyimpanan dokumen. Apa sudah terpenuhi atau belum. Ada tidaknya pembocoran juga tergantung pada hasil penyelidikan berikutnya, karena kopi dari internet itu harus dibuktikan dulu," tuturnya.

KNKT, lanjut dia, akan mencari siapa yang mengunggah rekaman itu pertama kali. Pihaknya pun bekerja sama dengan Mabes Polri untuk memburu si pelaku.

Frans mengaku tidak habis pikir dengan motif si pelaku yang dinilainya tidak punya etika dan moral itu. "Untungnya menyiarkan itu apa sih. Selain menyakiti keluarga, ini kan juga merugikan penerbangan di Indonesia," ujar Frans.

Perlu diketahui, hingga saat ini beberapa pengamat juga telah mengemukakan pendapat mereka terkait kronologi jatuhnya Sriwijaya Air.

Baca Juga: Sulteng Jadi Daerah dengan Aktivitas Gempa Paling Banyak Selama Januari 2021, Ini Sebabnya 

Namun tidak ada satu pun yang menyebut bahwa pesawat tersebut meledak di udara sebelum jatuh ke laut.

Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono menduga mesin pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih hidup sebelum akhirnya pesawat terjun ke laut. Dugaan itu dikemukakan berdasar fakta pesawat tercatat berada pada ketinggian 250 kaki sebelum hilang kontak.

Hal itu terekam dalam data radar (ADS-B) dari Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia).

"Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data," kata Soerjanto

Baca Juga: Sindir Pihak yang Bandingkan Kepemimpinan SBY dan Jokowi, Ruhut: Komentarnya Ngawur 

Berdasar data itu, lanjut Soerjanto, Sriwijaya Air take off pada pukul 14.36 WIB. Pesawat kemudian terbang ke arah barat laut dan mencapai ketinggian 10.900 kaki pada pukul 14.40 WIB.

Namun, pesawat menurun dan data terakhir menunjukkan pesawat berada di ketinggian 250 kaki hingga akhirnya tak terpantau radar. Soerjanto juga menduga pesawat tidak meledak sebelum terjun ke laut.

Hal ini didasarkan pada adanya sebaran puing-puing pesawat dengan besaran lebar 100 meter dan panjang 300-400 meter yang didapat dari KRI Rigel.

"Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," ucapnya.

Baca Juga: Akui Capek Urusi Rumah Mewahnya, Inul Daratista: Saya Ingin Cukup 2 Kamar saja 

Dugaan ini diperkuat dengan temuan Basarnas berupa mesin turbine disc dengan fan blade yang mengalami kerusakan.

"Kerusakan pada fan blade menunjukkan bahwa kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan. Hal ini sejalan dengan dugaan sistem pesawat masih berfungsi sampai dengan pesawat pada ketinggian 250 kaki," tutupnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Jabar Saber Hoaks


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x