Wabah Virus Corona Disebut Hasil Rekayasa untuk Mencari Untung dan Hanya Flu Biasa, Simak Faktanya

- 31 Mei 2020, 20:19 WIB
ILUSTRASI covid-19 atau virus corona yang bermutasi.*
ILUSTRASI covid-19 atau virus corona yang bermutasi.* /AFP/

PIKIRAN RAKYAT - Beredar kabar di platform media sosial Facebook yang mengklaim bahwa pandemi virus corona merupakan sebuah rekayasa untuk mencari keuntungan.

Dalam klaim itu, disebutkan pula bahwa virus corona hanyalah penyakit flu biasa.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com, Kominfo menyatakan klaim tersebut merupakan informasi hoaks.

Baca Juga: Simpan Puluhan Batang Pohon Ganja, 7 Tersangka Dibekuk Polrestro Bekasi Kota 

Kabar tersebut ramai diperbincangkan di media sosial, setelah salah satu pemilik akun Facebook mengunggah tulisan panjang yang menceritakan terkait virus corona.

Pengunggah menuliskan bahwa penyembuhan Covid-19 diklaim tidak jauh berbeda dengan penyembuhan flu pada umumnya.

Bukan hanya itu, dalam unggahan tersebut disebutkan pula bahwa, "Mereka (tenaga medis) cuma korban penipuan, semua ini settingan, bohongan. Virus Covid-19 beneran ada dan seperti flu lainnya, tapi lebih ringan. Namun mudah menular karena sudah ditambahi asam amino 4 kali lipat."

Faktanya, menurut Stanford Children's Health menjelaskan bahwa SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 adalah virus jenis baru yang belum diidentifikasi sebelumnya dan tidak sama dengan virus yang menyebabkan penyakit ringan, seperti flu biasa.

Baca Juga: Semua Kecamatan Zona Hitam COVID-19, Wali Kota Bandung Oded M Danial Ngotot Terapkan New Normal 

Virus ini diklaim sebagai virus baru yang menyerang manusia.

Sementara itu, tidak ada pula bukti secara ilmiah yang menunjukkan bahwa virus corona adalah virus buatan untuk tujuan komersial.

Penyakit flu biasa memiliki gejala pilek dan sakit tenggorokan yang biasanya ringan dan berlangsung antara satu hingga dua minggu. Sedangkan virus corona memiliki gejala kesulitan bernapas, demam, dan batuk kering.

Beberapa pasien yang sudah terpapar virus corona mengalami penyakit pneumonia dan memerlukan perawatan yang lebih. Jika pneumonia bertambah parah, maka bisa berakibat fatal.

Baca Juga: Digugat ke MK, YouTube hingga Netflix Harus Tunduk UU Penyiaran 

Dilansir dari situs World Meters, per tangggal 31 Mei 2020, jumlah kasus terinfeksi virus corona secara global mencapai 6.194.887 kasus, sedangkan jumlah orang yang meninggal dunia sebanyak 371.573 jiwa.

Dari jumlah tersebut, Amerika Serikat masih menduduki urutan pertama dengan jumlah kasus terbanyak di dunia.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Kominfo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x