Cek Fakta: Masyarakat Diimbau Miliki Oximeter untum Cegah Happy Hypoxia 'Mematikan'

- 7 September 2020, 20:51 WIB
Ilustrasi virus Covid-19 yang kini menampakkan gejala baru pasien sebagai happy hypoxia.
Ilustrasi virus Covid-19 yang kini menampakkan gejala baru pasien sebagai happy hypoxia. /Pixabay

Alat ini biasanya berukuran kecil dan mudah dibawa. Alat ini dipasang di ujung jari lalu seberapa baik oksigen mengikat sel darah merah Anda akan diukur. Orang sehat akan menunjukkan angka pada oximeter antara 95-100 persen.

Menurut Vito yang kerap menjadi narasumber dalam diskusi mengenai Covid-19 di kantor BNPB itu, pada kasus Covid-19, sebenarnya happy hypoxia jarang terjadi.

Gejala utama penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 itu hingga sekarang ini masih demam, batuk, sesak napas, dan anosmia atau kehilangan indera penciuman.

"Happy hypoxia ini manifestasi jarang sehingga lebih baik kita memfokuskan diri pada pencegahan penyakitnya," ucap Vito.

Baca Juga: Pendaftaran Peserta Prakerja Gelombang 8 Segera Dibuka, Simak Keuntungan dan Cara Mendaftarnya

Lalu apakah orang sehat bisa terkena happy hypoxia? Tidak, Happy hipoxia tak akan terjadi pada orang yang benar benar sehat, kata Vito.

Tetapi orang sehat boleh memiliki oximeter di rumah? Vito membolehkannya. Dia sendiri memiliki alat ini untuk membuktikan pemakaian masker seharian tidak menganggu kadar saturasi oksigen.

Namun dia mengingatkan, oximeter tidak akan berguna jika seseorang lalai menerapkan protokol kesehatan yakni menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker.

"Sama seperti saya masih sering menemukan orang pakai masker tapi menggunakannya di bawah dagu atau berkerumun tanpa menjaga jarak. Jadi pesan saya jaga diri Anda tetap sehat," demikian pesan Vito.

Baca Juga: Resmi Masuk Kalender MotoGP 2021, Lima Fakta Sirkuit Mandalika Lombok yang Tidak Ada di Negara Lain

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x