Jelang Debat Capres Pertama Amerika, Emas Melonjak Naik Dipicu Penurunan Dolar dan Stimulus

30 September 2020, 08:49 WIB
Ilustrasi emas batangan. /PIXABAY/PublicDomainPictures/

PR BEKASI – Menjelang debat pertama calon presiden Amerika Serikat, emas kembali menguat untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Selasa (Rabu, 30 September 2020 pagi WIB).

Penguatan emas juga dipicu oleh berlanjutnya pelemahan dolar dan meningkatnya harapan atas stimulus fiskal tambahan untuk ekonomi Amerika.

Kontrak emas paling aktif di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, untuk pengiriman Desember melonjak 20.9 dolar AS (Rp311.221) atau 1.11 persen menjadi ditutup pada 1.903.20 dolar AS (Rp28.340.551) per ons.

Baca Juga: Kabar Duka Wafatnya Emir Kuwait Al-Sabah, Program Televisi Berganti Lantunan Ayat Alquran

Sedangkan sehari sebelumnya, emas berjangka terangkat 16 dolar AS (Rp238.256) atau 0.86 persen menjadi 1.882.30 dolar AS (Rp28.029.329) per ons.

"Ketika kami melihat prospek stimulus yang lebih baik, kami memahami ada kecenderungan melemahnya mata uang domestik. Dalam hal ini, dolar melemah dan mendukung emas serta perak," tutur David Meger selaku Direktur Perdagangan logam di High Ridge Futures, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Saat ini, Menteri Keuangan Amerika Serikat Steve Mnuchin, dan ketua DPR Nancy Pelosi mengungkapkan secara perlahan-lahan menyetujui rencana stimulus.

Baca Juga: Wajib Tahu, Dokter Beri Saran bagi Pasangan yang Ingin Pasang Alat Kontrasepsi Saat Pandemi Covid-19

"Perlahan-lahan menyetujui rencana stimulus kedua, tak pelak lagi ini merupakan lingkungan yang mendukung," ungkapnya.

Setelah berbicara dengan Mnuchin, Pelosi mengatakan bahwa dia berharap memiliki kesepakatan bantuan virus corona dengan Gedung Putih minggu ini.

Hal tersebut terjadi setelah Pelosi pada hari Senin mengatakan bahwa anggota parlemen Demokrat mengumumkan Rancangan Undang-Undang bantuan virus corona senilai 2.2 triliun dolar AS (Rp32 kuadriliun).

Baca Juga: Keluhkan Nyeri Punggung, Pria Ini Malah Kaget Punya 3 Ginjal Usai Periksa ke Dokter

Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan depresiasi mata uang, telah melonjak sekitar 25 persen sepanjang tahun ini.

Lonjakan tersebut didukung oleh stimulus moneter dari bank-bank sentral utama dan pemerintah.

Turunnya dolar sebesar 0.4 persen terhadap mata uang utama lainnya ketika pasar menunggu debat presiden pertama antara Donald Trump dan saingan Demokrat Joe Biden pada pukul 21.00 waktu setempat, ikut membantu mendukung lonjakan emas.

Baca Juga: Awalnya Jadi Pendeta, Wanita Ini Ceritakan Alasan di Balik Dirinya Jadi Penari Striptis

"Gelombang mungkin bergeser sedikit kembali ke emas," ucap James Steel, kepala Analis Logam Mulia dia HSBC melalui sebuah catatan.

"Karena fokus pasar bergeser lebih tegas ke pemilihan AS dan ketidakpastian yang dibawa oleh siklus pemilihan, sepertinya emas dan perah telah mendapat penangguhan hukuman dari likuidasi besar-besaran minggu lalu," tuturnya melanjutkan.

Sementara itu, logam mulia lainnya, Perak untk pengiriman Desember naik 84.1 sen atau 3.56 persen menjadi ditutup ada 24.445 dolar AS (Rp364.010) per ons.

Baca Juga: Resmi Berkencan, Ryeowook Super Junior dan Ari eks Tahiti Unggah Surat untuk Penggemar

Kemudian Platinum untuk pengiriman Januari naik 6.3 dolar AS (Rp93.813) atau 0.71 persen menjadi menetap pada 897.7 dolar AS (Rp13.367.650) per ons.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler