Sebut Atalarik Syah Sombong dan Keras Kepala, Arist Merdeka: Tsania Marwa Juga Punya Kewajiban Besarkan Anak

6 Mei 2021, 12:39 WIB
Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait sebut Atalarik Syah sombong dan keras kepala soal hak asuh anak, padahal Tsania Marwa punya kewajiban besarkan anak. /ANTARA

PR BEKASI - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait memberikan tanggapan terkait surat terbuka Atalarik Syah yang berisi sejumlah keberatannya terhadap proses eksekusi hak asuh anak yang dilakukan mantan istrinya, Tsania Marwa.

Arist Merdeka Sirait menjelaskan bahwa dia sudah mengikuti kronologis kisruh hak asuh anak antara Atalarik Syah dan Tsania Marwa.

"Saya ingat tiga tahun lalu Ibu Tsania Marwa melaporkan suaminya, karena dihalang-halangi ketemu anaknya. Artinya saya ikuti kronologisnya dengan baik," kata Arist Merdeka Sirait, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Esge Entertainment, Kamis, 6 Mei 2021.

Baca Juga: Imbau Publik Tak Tertipu Opini Soal Pelemahan KPK, Ferdinand: Justru Baik Dampaknya Jika Novel Baswedan Keluar

Arist Merdeka Sirait lantas menilai, Atalarik Syah adalah sosok yang sombong dan keras kepala, karena tidak pernah bersedia datang saat dipanggil oleh Komnas PA untuk mengklarifikasi laporan Tsania Marwa.

"Saya juga pernah memanggil Pak Atalarik untuk mengklarifikasi laporan Ibu Tsania Marwa, tetapi dengan sombongnya tidak pernah datang ke tempat ini. Bahkan mempersoalkan ini lembaga apa," kata Arist Merdeka Sirait.

"Jadi saya kira itu keras kepalanya dan kesombongannya. Padahal kita menerima laporan dari Ibu Tsania Marwa untuk menolong anaknya, tanpa imbalan apa-apa dan sebagainya. Karena itu kewajiban Komnas PA bagi anak-anak yang membutuhkan pertolongan," sambungnya.

Baca Juga: Ada Pertanyaan Doa Qunut dan HRS di TWK KPK, Christ Wamea: Ini Sebenarnya Tes Jadi ASN atau Jadi BuzzeRp?

Terkait proses eksekusi hak asuh anak beberapa waktu lalu, Arist Merdeka Sirait mengaku telah mendapat kabar bahwa terjadi ketegangan, ketika Tsania Marwa meminta bertemu anaknya.

Arist Merdeka Sirait pun merasa miris saat melihat kesulitan Tsania Marwa saat hendak bertemu kedua anaknya, dan menduga ada pihak yang mengkondisikan kedua anaknya ketakutan dan memilih mengunci diri di dalam kamar.

"Anak itu mengatakan pada ibunya, 'Ibu, saya jangan diculik'. Itu artinya ada kondisi yang diciptakan agar anak tersebut berbahasa seperti itu. Itu tidak baik untuk perkembangan anak itu sendiri," kata Arist Merdeka Sirait.

Baca Juga: Novel Baswedan Tak Lulus Tes Wawasan Kebangsaan, Teddy Gusnaidi: Artinya Dia Tak Kompeten, Bukan Lemahkan KPK

Arist Merdeka Sirait pun menegaskan bahwa putusan Pengadilan Agama Cibinong yang menyatakan hak asuh anak jatuh pada Tsania Marwa adalah putusan yang inkrah, sehingga harus dilaksanakan oleh Atalarik Syah.

"Oleh karena itu, saya kira putusan Pengadilan Agama Cibinong yang dikuatkan putusan Mahkamah Agung itu adalah inkrah," kata Arist Merdeka Sirait.

"Tidak boleh tidak dilaksanakan oleh Pak Atalarik Syah. Kalau itu terjadi, berarti itu pembangkangan terhadap putusan Mahkamah Agung dan itu bisa dipidana. Itu kekuatan hukumnya sudah kuat," sambungnya.

Baca Juga: Soroti Tes Wawasan Kebangsaan Pegawai KPK, Feri Amsari: Tes Berisi Hal yang Janggal dan Mengada-ada

Lebih lanjut, Arist Merdeka Sirait menilai bahwa Tsania Marwa juga punya hak dan kewajiban yang sama dengan Atalarik Syah dalam membesarkan anak-anaknya.

"Tsania Marwa punya kewajiban untuk membesarkan, membimbing, dan memberikan kasih sayang kepada anaknya. Karena belum tentu anak itu berada dalam satu pihak, misalnya di Pak Atalarik, itu anaknya gembira secara psikologis, belum tentu," tutur Tsania Marwa.

"Karena idealnya anak itu diasuh oleh kedua orang tuanya. Apalagi ini terjadi keributan-keributan seperti ini, dan menurut saya dikondisikan," sambungnya.

Baca Juga: Fadli Zon Vs Arya Sinulingga Soal Mudik Dilarang Tapi WNA Boleh Datang: Ini Contoh Inkonsistensi Pemerintah!

Terakhir, Arist Merdeka Sirait mengimbau Atalarik Syah untuk memberi pengertian pada kedua anaknya agar jangan takut pada Tsania Marwa.

"Anak itu tidak akan pernah berpihak pada satu pihak, dia akan mencintai ibunya dan ayahnya, kalau dikondisikan baik," ucapnya.

"Jadi, kalau seorang anak misalnya gak mau bertemu ibunya, harus ada kondisi yang dibuat salah satu pihak 'Oh nak gak begitu, itu ibumu, itu juga ayahmu. Gak boleh ya nak,'. Jadi kalau ada anak yang takut sama ibunya, maka kondisikan supaya tidak takut," tutur Arist Merdeka Sirait.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: YouTube ESGE Entertainment

Tags

Terkini

Terpopuler