PR BEKASI - Aktris Nirina Zubir mengalami kerugian sebesar kurang lebih Rp17 miliar akibat perbuatan Riri Khasmita yang mengubah kepemilikan 6 sertifikat tanah milik almarhum ibunya.
Nirina Zubir mengatakan bahwa Riri Khasmita sempat ingin mengganti kerugian yang dialami keluarganya, dengan cara mencicil Rp2 juta per bulan.
Namun, Nirina Zubir menilai keinginan Riri Khasmita untuk mengganti kerugian yang dialami keluarganya dengan cara mencicil, kurang masuk akal.
"Kalau mau menyicil, kita pakai logika aja," kata Nirina Zubir, yang dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Esge Entertainment, Senin, 29 November 2021.
"Teman-teman sudah tahu berapa angkanya kan, niatnya mau dicicil dengan setiap bulannya membayar Rp2 juta," sambungnya.
Tak hanya itu, Nirina Zubir menyebut bahwa solusi yang ditawarkan oleh Riri Khasmita itu juga tidak dipenuhi dengan baik dan hanya omongan semata.
"Gimana ya? Mau berapa lama? Dan itu pun sebelum kita menggunakan lawyer, benar-benar hanya keluarga kita," kata Nirina Zubir.
"Kita duduk sama-sama, dan solusi yang bisa dia berikan ya itu Rp2 juga per bulan dan itu tidak dipenuhi," sambungnya.
Nirina Zubir juga membantah pernyataan Kuasa Hukum Riri Khasmita, Putra Kurniadi yang menyebut dirinya mengambil mobil milik kliennya.
"Terus dia bilang, mobil dijadikan jaminan. Mobil apaan? Mobil dia aja kredit, yang ada dia malah melimpahkan beban ke saya, buat apa?," ujar Nirina Zubir.
Nirina Zubir juga membantah pernyataan Putra Kurniadi yang menyebut Riri Khasmita selalu membayar uang kosan.
Baca Juga: Bens Leo Tutup Usia, Andien Aisyah: He's a Legend, Dunia Musik Indonesia Tak Akan Sama Lagi Tanpanya
Pasalnya, menurut laporan yang didapat Nirina Zubir, penghasilan kosan milik ibunya selalu minus dan tidak pernah untung.
Padahal, Riri Khasmita menggunakan 4 kamar di kosan milik ibunya, yakni 1 kamar untuk kucing, 1 kamar untuk dia dan suaminya, 1 kamar untuk adiknya, dan 1 kamar untuk tempat setrika baju.
"Dia (Riri Khasmita) bilang kosan bayar, setiap bulan kita dapat laporannya minus. Di mana letak menguntungkannya? Di mana letak membayarnya?," ujar Nirina Zubir.***