Novel The Eyes of Darkness Prediksi Wabah Virus Corona Sejak Tahun 1981, Simak Faktanya

29 Februari 2020, 08:40 WIB
Novel The eye of Darkness /

PIKIRAN RAKYAT - Di tengah wabah virus corona baru jenis Covid-19 yang belum diketahui kapan akan berakhir, sebuah kabar menyebar di intenet dan media sosial mengaitkan novel yang terbit pada 1981 dengan wabah virus corona.

Disebutkan bahwa novel yang ditulis oleh Dean Koontz dengan judul The Eyes of Darkness dianggap telah meramalkan wabah virus crona pada tahun 1981.

Memang benar bahwa Koontz menamai senjata biologis fiksi ‘Wuhan-400’ dalam novel ini. Dan juga dibenarkan bahwa Wuhan, Tiongkok adalah kota yang menjadi pusat wabah virus corona 2020. Namun di situlah letak kesamaan tersebut berakhir.

Dalam novel itu disebutkan bahwa Wuhan-400 hanya menginfeksi manusia, tidak ada makhluk hidup lain yang bisa membawanya.

Baca Juga: Cuaca Bekasi Hari ini: Sabtu 29 Februari 2020, Tutup Bulan dengan Hujan Sepanjang Hari, Banjir Masih Mengancam 

Disebutkan Wuhan-400 tidak dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia selama lebih dari satu menit. Hal itu berarti virus tersebut tidak dapat mencemari objek secara permanen atau seluruh tempat seperti antraks dan mikroorganisme ganas lainnya.

Selain itu, disebutkan bahwa sifat ketiga adalah ketika manusia yang menjadi inang (host) meninggal, tak lama kemudian Wuhan-400 dalam dirinya lenyap begitu suhu jasad turun di bawah 86 derajat Fahrenheit.

Disebutkan dalam akun Jabar Saber Hoax, menurut badan kesehatan internasional (WHO), virus corona tergolong penyakit zoonotik yang berarti bisa menular antara manusia dan hewan.

Sejauh ini pun belum diketahui pasti darimana virus corona Covid-19 ditularkan oleh kelelawar, ular, atau trenggiling.

Baca Juga: Sempat Laris di Pasaran di Tengah Virus Corona, Plague Inc Kini Sudah Diblokir oleh Pemerintah Tiongkok 

Namun dari hasil penelitian menemukan, penyakit SARS-Cov ditularkan dari luwak ke manusia dan MERD-Cov ditularkan dari unta dromedaris ke manusia.

Sementara itu, berbeda dengan Wuhan-400 yang disebut sebagai senjata buatan manusia, virus corona jenis Covid-19 disebutkan bukan buatan manusia.

Situs cek fakta Snopes juga menemukan ketidaksesuaian antara Wuhan-400 dan Covid-19.

Salah satu contohnya adalah, dalam novel tersebut dikatakan tingkat kematian akibat Wuhan-400 adalah 100 persen. Sementara itu, berdasarkan data, fatality rate Covid-19 saat ini masih di bawah 3 persen.

Baca Juga: Hati-hati, Pengemasan Masker Baru Tidak Steril dengan Cara Diinjak-injak, Simak Faktanya 

Selain itu, Wuhan-400 disebut memiliki periode inkubasi yang sangat cepat sekitar 4 jam. Sementara periode inkubasi Covid-19 sekitar dua hingga 14 hari.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Snopes, disebutkan bahwa ketika pembaca pertama kali menemukan senjata biologis bernama Wuhan-400 dalam novel itu, Snopes ragu ada orang yang berpendapat bahwa penulis film thriller terkenal itu memprediksi wabah Covid-19 di dunia nyata.

Selain itu, menurut situs cek fakta Snopes juga menyebutkan, ketika mereka mencari edsi 1981 buku itu yang teresedia dalam pencarian Google Buku, mereka tidak menemukan referensi Wuhan.

Dalam edisi itu, senjata biologis itu disebut dengan ‘Gorki-400’, setelah kota Rusia tempat ia buat. Bukan Wuhan-400 seperti informasi yang beredar di media sosial dan internet.

Baca Juga: Mengenang Sosok NH Dini di Google Doodle, Novelis Ternama dan Ibu Sutradara Despicable Me 

“Kami tidak sepenuhnya yakin kapan atau mengapa perubahan ini terjadi. Dari apa yang bisa kita katakan, senjata biologis itu pada awalnya disebut "Gorki-400" ketika buku ini diterbitkan pada tahun 1981. Tetapi pada tahun 2008, namanya telah diubah menjadi "Wuhan-400,” tulis dalam situs Snopes.

Namun di sana dikatakan, terlepas dari kapan ‘Wuhan-400’ masuk ke novel Koontz, ini bukan prediksi. Koontz tidak mengklaim bahwa peristiwa yang terjadi dalam novelnya nanti akan membuahkan hasil, dan kesamaan antara ‘Wuhan-400’ dan COVID-19 sangat minim.

Lebih jauh, pembaca hanya memperhatikan ‘prediksi’ ini setelah wabah virus corona dilaporkan di Wuhan, Tiongkok, yang membuat ‘prediksi’ ini tidak lebih dari kebetulan.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler