Kesaksian Warga Mengunjungi Tempat yang Diduga Sebagai Lokasi Asli KKN Desa Penari

21 Mei 2022, 07:31 WIB
Seorang warga memberikan kesaksian mengenai kunjungannya ke salah satu desa di Banyuwangi yang diduga jadi lokasi asli KKN Desa Penari. /Instagram/@kknmovie

PR BEKASI - Akhir-akhir ini, tengah populer pembahasan mengenai KKN di Desa Penari.

Mengangkat cerita dengan suasana mistis apalagi dikabarkan bahwa itu adalah kisah nyata, menjadi pembahasan yang sedap dan penuh teka-teki bagi masyarakat.

Meskipun tempat kejadian asli cerita KKN Desa Penari masih menjadi misteri.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Cari Tahu Hambatan dalam Hidupmu dari Pilihan Pintu Berikut

Banyak orang penasaran dengan tempat kejadian asli KKN Desa Penari.

Dari judulnya ‘Desa Penari’, tentu hal ini menjadi klue bagi masyarakat luas untuk memecahkan teka-teki lokasi asli KKN Desa Penari tersebut.

Salah satu desa yang diduga menjadi lokasi asli KKN Desa Penari adalah Desa Kemiren.

Baca Juga: One Piece 1050, Terungkap Peristiwa yang Terjadi di Lembah Dewa, Kaido Akui Luffy sebagai Joy Boy

Hal ini juga didukung oleh pendapat dari beberapa penduduk Banyuwangi, salah satunya Nita Rahma. Dia membagikan cerita mengenai pengalamannya mengunjungi Desa Penari.

Nita Rahma adalah penari asal Banyuwangi yang mengunjungi Desa Kemiren di Banyuwangi. Desa tersebut diduga sebagai tempat, di mana lokasi asli KKN Desa Penari.

Dia menuju Desa Kemiren dengan menggunakan motor bersama seorang wanita yang adalah temannya. Mereka sampai di sana pada saat sore hari.

Baca Juga: Info Loker 2022: Banyak Posisi yang Dibutuhkan, PT Wijaya Karya Industri Energi Buka Lowongan Berikut

Melewati jalanan perkampungan, saat lewat, Nita kerap menyapa warga-warga yang ditemuinya saat dalam perjalanan.

Saat tiba di sana, terlihat suasana kampung yang sepi.

Nita menelusuri jalanan kecil yang pinggirannya berpagar kayu atau bambu. Sisi kiri dan kanan jalanan itu, banyak ditumbuhi pepohonan, secara tidak beraturan.

Baca Juga: Kasus Bullying Kim Garam LE SSERAFIM Kian Memanas, Agensi Rilis Pernyataan

Saat di sana, Nita sempat mengambil video pertunjukan salah satu tarian yang dipertunjukkan di Desa Kemiren, Banyuwangi.

Ada dua orang penari yang mengenakan baju tarian kuning keemasan dengan corak hitam. Penari itu terdiri dari penari laki-laki dan perempuan yang diiringi oleh beberapa pemain musik.

Nita sebagai orang Banyuwangi asli, mengatakan bahwa, memang di Banyuwangi itu, adat istiadat dan budayanya masih kental.

Baca Juga: Elon Musk Dituduh Melakukan Tindakan Asusila pada Pramugarinya di Perusahaan Space X

“Kebetulan, aku kan orang Banyuwangi, dan dari kecil memang udah di Banyuwangi. Dan di Banyuwangi itu, kita dari kecil udah diajarin buat belajar tari, gitu. Sebagai adatnya orang Banyuwangi, memang kita diwajibkan untuk bisa nari. Jadi, sudah nggak kaget lagi, kalau memang Banyuwangi itu dijuluki sebagai Kota penari,” tuturnya.

Karena adat istiadat yang masih kental, banyak sekali patung-patung tari yang dapat ditemui di sana.

Di Banyuwangi sendiri, ada satu daerah yang di mana, di sana mayoritas masyarakatnya adalah pembuat patung Gandrung.

Baca Juga: Sukses Besar, Spoiler Stranger Things Musim ke-4 Dikabarkan Bocor

Terdengar dua rumor yang beredar di masyarakat mengenai lokasi asli tempat terjadinya KKN di Desa Penari, yaitu Desa Bayu dan Desa Kemiren. Dua desa itu sama-sama berlokasi di Banyuwangi.

“Kebetulan kalau Desa Bayu Nita masih belum pernah ke daerah tersebut. Tapi kalau ke Desa Kemiren, kebetulan pas bulan Februari, Nita ambil cuti kerja, kebetulan Nita lagi main ke Banyuwangi naik motor,” tuturnya dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube ESGE Entertainment yang diunggah pada Kamis, 19 Mei 2022.

Keinginan untuk berkunjung ke Desa Kemiren disebabkan oleh rasa penasarannya.

Baca Juga: Info Tiket dan Rundown Sunset di Kebun Raya Bogor, Akan Dimeriahkan Vierratale hingga Nidji

Seperti, kenapa desa itu disebut dengan nama ‘Desa penari’ dan hal penasaran lainnya mengenai desa tersebut. Akhirnya, Nita memutuskan untuk pergi ke Desa Kemiren.

Kebetulan, diketahui bahwa Desa Kemiren adalah salah satu desa adat di daerah Banyuwangi.

“Jadi, pas Nita main ke Desa Kemiren itu, vibes-nya memang masih adat banget gitu,” katanya.

Baca Juga: Kumpulan Twibbon Hari Keanekaragaman Hayati Internasional pada 22 Mei 2022, Gratis!

Mengamati suasana desa saat berkunjung ke sana, dia melihat masyarakat setempat masih mengenakan baju adat Banyuwangi, masih banyak kesenian asli Banyuwangi dan masih banyak tarian Banyuwangi.

Bahkan, saat pertama kali masuk ke desa tersebut, mereka disambut dengan tari Gandrung.

Pada saat di sana Nita mengamati rumah-rumah di sana sudah tersusun rapi, rata, dan bagus.

Baca Juga: Link Baca One Piece 1050 Sub Indo, Akan Rilis Jelang Akhir Mei 2022

Tapi, memang masih terbuat dari kayu. Nita pun sempat bertanya kepada penduduk setempat mengenai rumah-rumah tradisional yang ditemuinya.

“Ini rumahnya memang rumah adat Banyuwangi ya pak.? Terus dijawab, iya Mbak, memang rumahnya masih rumah adat,” Ucapnya mengulang kembali percakapan singkat dengan penduduk setempat yang ditemuinya.

Nita Rahma, orang yang mengunjungi Desa Kemiren di Banyuwangi. Tangkapan Layar YouTube ESGE Entertainment

“Rumah bongkar pasang gitu. Jadi rumahnya tuh masih, kalau mau mindahin tuh bisa langsung diangkat gitu rumahnya. Dan itu memang rumah adat asli Banyuwangi,” ucapnya.

Baca Juga: Kabar Gembira, Jalan Tol Cibitung Bekas -Cilincing Siap Dioperasikan

“Mungkin karena banyak wisatawan yang datang ke desa tersebut, jadi rumahnya tuh kayak memang bisa disewakan buat pendatang untuk nginep di daerah situ,” tuturnya.

Saat wisatawan mau masuk ke desa tersebut, mereka akan disambut oleh tarian khas Banyuwangi.

Selain rumah adat, di sana juga ditemui acara adat atau kesenian adat berupa nyanyian yang diiringi alat musik seperti lesung yang ditumbuk-tumbuk.

Baca Juga: 10 Karakter Pendamping dalam Anime Battle Shonen, dari Gold D. Roger Hingga Kakashi

Nita mengatakan bahwa, dia tidak mengetahui dengan pasti nama alat musik tersebut. Selain itu juga disuguhkan dengan tari-tarian.

Karena suasana yang masih sangat tradisional, bahkan untuk minum, masyarakat setempat menggunakan gelas atau cangkir yang terbuat dari batu yang dibentuk pakai tangan.

Saat mengunjungi Desa Penari, Nita tidak terlalu banyak bertanya karena tempat tersebut jauh dari perkotaan, dengan waktu tempuh 30 sampai 40 menit.

Baca Juga: Konferensi Pers Drakor Eve Dibatalkan, Produser: Bukan karena Skandal Seo Ye Ji

“Naik motor berdua kan, cewek-cewek, takut kenapa-kenapa. Jadi ya udahlah, just to know aja gitu,” ucapnya

Saat ditanyakan mengenai Desa Penari, Nita mengatakan bahwa masyarakat Banyuwangi lebih merujuk ke Desa Kemiren.

“Kayaknya masyarakat Banyuwangi lebih merujuk ke Desa Kemiren ya, karena yang lebih terkenal itu Desa Kemiren. Memang desa adat Banyuwangi gitu, di situ,” ujarnya.

Baca Juga: Kumpulan Twibbon Hari Keanekaragaman Hayati Internasional pada 22 Mei 2022, Gratis!

Namun, hingga saat ini masih belum pasti diman lokasi asli KKN Desa Penari yang sebenarnya.***

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: YouTube ESGE Entertainment

Tags

Terkini

Terpopuler