Kangen Band Pernah Jadi Bahan Penelitian Profesor di Malaysia

2 Juli 2020, 08:52 WIB
Formasi lengkap grup musik Kangen Band yang melejit di era 2000-an /Antara/HO

PR BEKASI - Siapa sangka, grup musik asal Lampung Kangen Band, pernah dijadikan sebagai bahan penelitian oleh seorang profesor di Monash University Malaysia.

Emma Baulch dan penelitiannya mengenai Kangen Band yang dirilis di jurnal akademis International Journal of Culture mencuat ke permukaan setelah tweet "Tell Me Something I Don't Know" diunggah di Twitter.

Unggahan ini menyatakan bahwa Kangen Band pernah menjadi bahan studi penelitian akademisi Emma Baulch yang merupakan seorang peneliti dan associate professor/profesor madya/lektor Kepala Monash University.

Baca Juga: COVID-19 Belum Mereda, Peneliti Tiongkok Keluarkan Peringatan Dini Adanya Pandemi Flu Babi

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Antara Kamis, 2 Juli 2020 dalam keterangan yang dirilis Warner Music Indonesia Kamis, 2 Juli 2020 unggahan tersebut mendapat 4,2 ribu retweet dan 6,7 ribu suka.

Dalam artikel berjudul "Longing Band Play at Beautiful Hope" tersebut, Emma menuliskan mengenai bagaimana masyarakat mengonsumsi kembali dan aksi panggung Kangen Band.

Selain itu, dibahas pula bagaimana Kangen Band mendapatkan label pop Melayu yang dianggap sebagai pembeda kelas musik pop Indonesia di awal 2000-an.

Baca Juga: Iuran BPJS Kesehatan Kembali Naik Sejak 1 Juli 2020, Nasdem Kritik Pemerintahan Jokowi

Pada awal karier Kangen Band, Emma membedah bahwa lagu-lagu mereka sudah hadir di ruang publik seperti mal, siaran radio, dan dijual di emperan.

Kontrak dengan Warner Music Indonesia disebut Emma terbukti sukses membawa Kangen Band dari band tak dikenal menjadi bintang musik pop pada pertengahan 2000-an.

Album Tentang "Aku, Kau, dan Dia" (2007) sebelumnya sudah beredar luas dalam format bajakan.

Baca Juga: Kian Banyak Layang-layang Tersangkut di Jaringan Listrik, PLN Beri Peringatan Tegas

Dalam artikel itu, Kangen Band dinyatakan tidak memiliki image yang bisa ditelusuri di awal karirnya.

Video-video tak resmi mereka tidak menggambarkan siapa itu Kangen Band.

Kontrak dengan Warner Music Indonesia berhasil menguak siapa saja personel Kangen Band, lewat video-video klip yang diproduksi.

Baca Juga: Pedagang dan Warga Terus Menolak Tes Covid-19, Pengamat UI: Pasarnya Langsung Tutup Saja

Tren Ring Back Tone (RBT) yang hadir di awal 2000-an juga faktor penting yang menentukan popularitas Kangen Band pada masa itu, catat Emma.

Rolling Stone Indonesia sempat menyatakan bahwa Kangen Band sebagai "juaranya RBT".

Artikel ini sendiri dirilis di International Journal of Cultural Studies edisi Mei 2013.

Baca Juga: Rahmat Effendi: Tidak Ada Peningkatan Angka Kematian karena Covid-19

Emma menyatakan bahwa judul “Longing Band Play at Beautiful Hope” tersebut merupakan versi pracetak.

Berdasarkan data dari YouTube, video musik Kangen Band punya angka konsumsi yang terbilang besar.

Kangen Band memberikan berkontribusi sebanyak 209 juta penonton di kanal resmi Warner Music Indonesia sampai detik ini.

Baca Juga: Mulai Hari Ini PPDB Kota Bekasi Resmi Dibuka, Simak Alur Pendaftarannya

Angka tersebut seakan mendukung tesis Emma bahwa sosok Kangen Band yang dulu 'tak terlihat' dan hanya terdengar di ruang publik, akhirnya dapat muncul ke permukaan lewat imej khusus yang dikemas menarik.

Di Spotify, Kangen Band mendapat posisi khusus, didengar oleh lima negara Asia Tenggara.

Selain itu pendengar besar berasal dari Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Hong Kong.

Baca Juga: AS Membeli Hampir Seluruh Persediaan Calon Vaksin Virus Corona Dunia

Setahun ke belakang, konsumsi Kangen Band secara keseluruhan berjumlah 21 juta streams.

Emma Baulch adalah Associate Professor di Fakultas Media dan Komunikasi, Monash University, Malaysia.

Dirinya sudah banyak melakukan studi terhadap berbagai fenomena budaya di Indonesia, khususnya musik.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler